Jumat, 29 Juni 2012

SITUS MEGALITIK GUNUNG PADANG: (The Missing Link)

SITUS MEGALITIK GUNUNG PADANG: 

(The Missing Link) 

Oleh: Arif Budiman 



Jika benar situs gunung Padang adalah peninggalan zaman megalitik maka, realitas ini akan sedikit banyak merombak asumsi sejarah tentang asal muasal peradaban yang pertama. Sudah sejak lama Mesir merasakan imbas sejarah dengan peninggalan megalitik-nya. Sudah sejak lama Yunani dan Romawi juga Eropa pada umumnya merasakan manis-nya peninggalan masa lampaunya dan menempatkan mereka pada bangsa atau ras pertama yang membangun peradaban. Pundi-pundi kejayaan pun tertuju untuk mereka. Saat itu Indonesia nyaris tak pernah disebut dalam sejarah. Sesudah itu India dan juga China. 

Jika benar Situs Gunung Padang adalah peninggalan tertua di dunia, maka perlu ada rekonstruksi yang utuh tentang kebenaran itu. Perlu ada rekonstruksi masa lalu. Situs Megalitik Gunung Padang, saat ditemukan atau saat ini bukanlah Situs yang sempurna dalam arti kesempurnaan sebagaimana Piramid saat pertama ditemukan. Situs ini pertama kali di temukan pada masa Hindia Belanda oleh seorang Belanda bernama N.J Krom, Ilmuwan belanda yang sangat konsern dengan teori gerak peradaban. 

Sehingga wajar jika muncul spekulasi yang mengatakan bahwa semua hasil ekskavasi hanyalah rekayasa dan terlalu mengada-ada dan penilaian miring lainnya. Sesungguhnya kacamata awam pun telah mampu membaca dengan sedikit lebih baik seperti: tidak mungkin ada batu dengan ukuran yang sama tersusun rapi sebagaimana yang terlihat dalam situs itu. Artinya pasti ada orang yang terlibat dalam proses penyusunan batu yang rapi itu. Ada aktifitas megaproyek yang tentu akan menelan biaya dan tenaga yang tidak sedikit untuk ukuran zaman itu. 


Memang tugas sejarawan, mengungkap kebenaran dari fakta situs Gunung Padang. Menjelaskan rantai yang terputus. Cerita yang hilang dari realitas histori yang semestinya tercatat. Memang ada niat besar dan keinginan besar dari ekskavasi dan pengungkapan kebenaran, tentu agar sejarah berbicara dengan dirinya sendiri, bukan berbicara dengan kepentingannya sendiri. Agar juga Indonesia berbicara dengan dirinya sendiri, bukan dibahas atau dibicarakan menurut kepentingan atau keinginan orang lain. Inilah pentingnya mengapa pengungkapan kebenaran dan realitas sejarah dilakukan. 

Bukan semata bicara, setelah ini akan banyak wisatawan yang berkunjung dan akan menjadi pemasukan devisa Negara dan setelah itu pula baru pemerintah member perhatian. Bukan semata itu, sesungguhnya ada narasi besar yang harus lebih dan semestinya kita perdalam. Ada rahasia besar yang hilang dan semestinya diungkapkan. Ada rantai besar yang terputus. Tentang peristiwa besar yang dilupakan manusia. 

Tak terlampau berlebihan jika AL-Quran dan kisah dalam Al Kitab membahas dengan sangat baik peristiwa Kapal Besar yang merupakan megaproyek penyelamatan manusia dari badai besar yang memporak porandakan. Adalah ditemukannya kapal nabi Nuh di Pulau Araat Turki, adalah rantai lain yang semestinay bersambung dnegan semua fakta sejarah tentang benua yang hilang. Tentang peradaban pertama yang semstinya harus senantiada melandasi langkah keadaban manusia. 

Maka terjawab sedikit tentang pertanyaan mengapa ada bangunan besar yang umurnya lebih tua dari Piramida Mesir, tapi tidak berkorelasi dengan peradaban sesudahnya. Tidak ada kaitan dnegan kerajaan-kerajaan atau tipe-tipe peradaban Indonesia sesudahnya semisala apa kaitannya dengan Borobudur atau budaya lain di Indonesia. Jawabanya terletak pada The Missing Lingk, rantai sejarahj yang hilang, oleh sebuah kejadian yang memporakporandakan atau menyebabkan situs ini menjadi berantakan atau hilang… 

Peristiwa Apa itu, dan bagimana sesungguhnya peradaban yang hilang itu,,, menarik kita cermati. Adalah tugas kita yaitu tugas yang tak akan berakhir hingga pada jawaban hakiki yaitu saat semua tanya kita terjawab. Dialah yang maha membuka semua rahasia besar itu. Dialah yang menjadi akhir semua pencarian kita..







Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini