Kamis, 26 Juli 2012

LUAR BIASANYA AL_QURAN


LUAR BIASANYA AL_QURAN
(INSPIRASI SEJARAH)

Al-Quran atau dalam bahasa lain disebut mushhaf adalah kumpulan beberapa tulisan dan pemikiran (Wahyu Tuhan). Didalamnaya ada kisah-kisah, di dalamnya ada ayat-ayat atau tanda-tanda bagi orang yang beriman. Al-quran dari semenjak turunyya ayat pertama untuk Rasulullah dalam surat Al-Alaq hingga saat ini, maka usianya dalam hitungan Masehi telah mencapai 15 Abad lamanya mengisi sejarah, membuat sejarah dan juga mengerakan sejarah itu sendiri. Disadari atau tidak disadari.
Seandainya ada kata yang bertentangan dalam aaaal-quran, barangkali orang akan memilih beralih pada bacaan lain atau kitab lain atau agama lain. Tapi Al-Quran adalah nrasi yang sempurna tentang kisah-kisah abadi dalam zamannya. Ia menuturkan dengan disiplin sastra yang sangat tinggi. Menegur manusi adengan panggilan-pamnggilan yang mesra danbersahabat. Ya Ayyuhannaasss. Ya Ayyuhal Mukmininuun dan seterusnya. Al-quran tidak perlu menghadirkan dirinya atau dihadirkan dalam khlayak pemikiran manusia sebab keberadaaanya memang sangat dinanti, Ia dibutuhkan. Ia adalah inspirasi yang sesungguhnya bagi kehidupan itu sendiri.
Al-quran tidak hadir di tengah keterpaksaan. Ia hadir apa adanya sesui dengan fungsi dalam Al-quran itu sendiri.
Saya melihat kekuatan sastra yang sangat mendalam dalam ayat-ayat Alquran. Kehadirannya sering disalah tafsirkan. Entah kenapa saya tidak tahu. Adalah hak setiap orang untuk menilai dan menafsirkan isi yang terkandung dalam al-quran. Ia bahkan bisa direkonstruksi secara ekstreem mejadi sangat mengerikan. Ia juga bisa menjadi sangat lembut dengan kehidupan karena bahasa-bahasanya.
Satu kalimat saja dari Al-quran mampu menundukan kesombongan manusia akan karya sastra yang tiap hari dibanggainya. Al-quran cukup menampilakan sat ayat. Itu hanya didengar bagaimana jika diamalkan. Itulah kekuatan yang akan muncul dari pemahaman dan pemaknaaan kita pada Al-quran. Menurut sebuah peneitian, kemampuan akal manusia mampu menyimpan file hingga sekian bite. Itu artinya asulullah Muhammad adalah manusia sempurna yang kecerdasanay melampau para pemikir di zamannya sebelum dan sesudahnya.
Katakanlah benar  jika ternyata Al-quran karya Muhammad, maka kita harus mengakui bahwa inilah tipe manusia cerdas bahakn super cerdas yang menghasilkan karya meumental yang menginspirasi sejarah. Menggerakan umat Islam untuk berdakwah. Menyebarkan nilai Islam. Adakah pemikir yang mampu membuat karya sepanjang zaman dengan tulisan dan karya-karya yang sangat monumental seperti itu hari ini.
Para filosof sering kali menghentikan pembahasannya pada penilaian sesaat yang terkadang belum secara meyakinkan sebagai sebuah kebenaran. Contoh saat mengatakan bahwa TUhan ada atau tiada Tuhan oleh masing-masing penggagas ide itu. Pada ujungnya mereka harus meyakini dan mengentikan idealismenya tentang ketiadaan Quran. Kehebatan Al-quran adalah kekuatanya atau entitasnya yang mampu mewakili banyak pemikiran. Saat ia akan ditafsirkan dengan konsep Esoterik, Al-quran memang kenyataannya, sementara makna isoterik seringterabaikan. Namun poinnnya bahwa amerek asangat memahami sangat setuju bahwa AL-quran sangat inspiring…

Kamis, 19 Juli 2012

KEKUASAAN NEGARA DAN MEDIA


KEKUASAAN NEGARA DAN MEDIA
(Peran Media Dalam Bangunan Sosial Indonesia)
Oleh: Arif Budiman
Era kebebasan pers, tidak selamanya member dampak positif untuk kesehatan social. Tak jarang kebebasan pers menjadi racun yang merusak sendi-sendi social. Salah satu bentuk kerusakan social itu adalah tidak berfungsinya lembaga-lembaga dan system nilai yang berlaku dalam masyarakat kita. Kita pun telah terbuai dengan era kebebasan sebagai pilihan terbaik yang akan member keleluasanaan dan kesejahteraan dalam arti umum. Tapi kenyataannnya sendi-sendi social itu mejadi rapuh dan tak mampu menjalankan fungsinya sebagai pondasi bangunan social.  Kegelisahan social yang berlanjut pada kerusuhan social adalah buah dari hilangnya kesadaran pada nilai budaya dan social kita. Ada nilai luhur yang terabaikan dan terlupakan. Atas nama kebebasan, kita seolah telah menjadi manusia super yang mampu menanggulangi yang ada. Seolah kebebasan itu telah menjadi tuhan itu sendiri, masyarakat menjadi Tuhan dan kebenaran yang sejati ada padanya. Padahal tidak demikian.
Sejumlah media baik surat kabar maupun elektronik telah dengan sangat bebas memasuki ruang pandang dan dengar serta alam berpikir kita. Bahkan keberadaanya telah menyatu dalam aktifitas keseharian kita. Ia menemani hari-hari dan aktifitas kita, memberikan informasi dan juga motivasi di satu sisi. Pada saat berikutnya media atau terutama dalam tulisan ini lebih kepada media elektronik yaitu televise setiap saat tampil di depan mata kita. Tanpa pernah kita bisa memahami akhir tayangan yang ditampilkannya. Jika tv swasta itu adalah media sebuah perusahaan, maka tv swasta akan menjadi alat yang efektif untuk mengkampanyekan idea tau visi perusahaan yang dipimpinnya. Jarang kita temukan sebuah  media independen yang berdiri di atas sebuah niat yang tulus dan murni menggapai kebenaran sejati.
Media telah memerankan begitu banyak peran-peran social yang selama ini ada pada sosol seorang ustad, atau seorang Romo di Gereja atau seorang biksu di Biara. Sebagai ilustrasi, saat kita membutuhkan ketenangan, serta merta ada acara di tv (bukan acara agama) yang mampu menggantikan peran tokoh-tokoh agama itu. Saya juga ingin bahas tentang adanya acara keagamaan di TV, apakah benar acara itu berpihak pada pencarian dan menuju penemuan pada esensi beragama itu sendiri.
Mee\dia telah menjadi penguasa dalam alam berpikir kita, sehingga yang muncul di otak kita adalah apa yang ditampilkan media. Sesungguhnya tida bermasalah Media itu merasuk dalam pikiaran kita. Hanya kita telah menjadi sangat tidak menyadari bahwa dakwah yang sebenarnya adalah pesan nilai itu dapat tersampaikan dengan sangat baik lewat media. Artinya belum ada kesadaran yang utuh dari para tokoh agama untuk melihat Media ini sebagai alat yang efektif dan super efektif untuk menumbuhkan gagasan tentang nilai dasarnya.
Seperti acara lawakan dan komedi di tv, betapa penetrasi media itu sangat kuat merasuk dalam alam sosal kita. Acara ini menjadi trend setter nilai dalam masyarakatnya. Apakah kita tidak melihat bagaimana perubahan pada anak-anak kita yang menjadi sangat semu dalam memahami nilai. Tidak mampu lagi membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak atau kurang pantas. Kasus Olga, seolah muncul di sebagain besar masyarakat bahwa mencela menjadi hal yang wajar dan yang seperti itulah yang akan menghasilkan uang dan seterusnya. Dianggap gaul dan lain sebagainya.
Media yang bebas telah mejadi alat politik tertentu, dengan kemasan ilmiah sekalipun pada ujungnya tak mampu menyentuh esensi yang memihak pada nasionalitas kita. Yang terjadi sebaliknya Media menjadi alat provokasi dan corong bagi naiknya sebuah kepentingan. Sesungguhnya memang ada yang salah dalam bangunan pemikiran kita tentang Indonesia. Apa keuntubgan yang akan di dapat dengan menampilka aksi kerusuhan bahkan hingga berdarah  ke khalayak umum jika bukan untuk meruuntuhkan sebuah otoritas tertentu atau dalam hal ini adalah pemerintah. Di saat yang sama hal itu memang perlu dilakukan saat pemerintah tak bisa tegas dalam setiap kebijakannya.
Jadi ada dua yang salah, Media salah. Pemerintah juga salah. Mengapa pemerintah tidak membangun sebuah gagasan yang sama dnegan Media dalam arti berkolaborasi d untuk membnagun ide keindonesiaan yang sama. Bukan kepentingan kelompok tertentu. Sya sedih sebab seringkali pemerintah merasa dipojokkan media. Di saat yang sama pemerintah juga tidak mau berbaik-baik dengan Media untuk membangun kultur yang terbuka.
Dalam tulisan ini , saya hanya ingin menyoroti betapa Media yang ada saat ini demikian massive memasuki ruang dalam pikiran kita. Sehingga melahirkan konstruksi keadaan yang tidak sehat dalam system dan bangunan social kita. Media telah menjadi kekuatan yang lebih besar disbanding Negara. Penguasa yang sesungguhnya negeri ini adalah kontruksi Media. Pemerintah tak bisa berbuat apa-apa. Demo menjadi besar itu karena kekuatan Media. Maka semestinya pemerintah membangun kolaborasi yang positif dengan Media, mengambil kembali tugasnya yang selama ini dikuasai Media. Bukan sekedar siaran pers untuk mengeluh atau curhat bahha drinya juag sedang sulit.
Tentang Pengajian di TV, sebuah catatan penting yang ingin saya sampaikan. Benar bahwa acara itu jauh lebih baik ketimbang acara lain itu. Namun sayangnya acara pengajian pun tak terlepas dari kepentingan komersial yang sangat besar. Itu artinya pengajian itu menjadi kehilangan esensin atau maknaya. Maka sebenarnya bukan pengajian yang tertanam dalam benak pegajinya tapi unsure komersialisasi disana. Sejauh ini saya nilai lebih baik sebab secara materi jelas lebih baik dibandingkan acara yang hanya menyuguhkan obat penat sesaat, selebihnya bangunan sosiual dan budaya kita seolah terabaikan. Nilai digoyang, kekuatan Budaya hilkang.
Sekali lagi Media harus dipandang sebagai penguasa, bahkan Budayawan Qomarudin Hidayat mengatakan bahwa Media adalah salah satu pilar demokrasi. Itu benar sebab Peran media benar-benar sangat efektif. Bagaimana salah satu pasang cagub DKI memanfaatkan Media untuk kepentingan kampanye atau pencariabn dukungan.
Saya kira sejauh ini semau sepakat dan sudah tahu tentang efektifita s dan peran Media dalam hal ini. Yang jadi persoalan adalah sedikit sekali yang mampu mengontrol konten Media dalam hall ini. KPI masih cukup bernyali untuk menyerety dan mengoreksi Olga dalam penampilannya agar memperhatikan etika dan aturan. Namun Media belum menjadikan system kritik itu menjadi bagianyang include dlam system penyiaran mereka. Yang terjadi pihak Media TV menunggu pengaduan setelah itu baru membatasi atau mengurangi siaran dll. Di system Media kita belum ada kekuasaan Media dibawah bangnan Negara. Media seperti bola liar yangt sesungguhnay sangat mengerikan dan lebih sangat mengerikan sebab Media dalam arti yang lebh tinggi telah memasuki ruang yang sangat privat bagi anak atau saudara-saudara kita. Seperti penayangan internet yang bebas dll. Pemerintah terbukti tidk berdya dan takut dengan kecaman dan lain-lainnya. Pemerintah tak berdaya






Selasa, 17 Juli 2012

MENYAMBUT GENERASI EMAS

MENYAMBUT GENERASI EMAS
Oleh: Tirta Pawitra@yahoo.co.id


Saat ini di sekolah-sekolah baru saja memulai proses pembelajaran. Peserta didik baru sedang menjalani Masa Orientasi Sekolah sebab mereka membutuhkan pengenalan akan sekolah yang akan ditempatinya. Peserta didik di kelas tengah dan ujung, pun telah bersiap menggoreskan tintanya di lembar buku catatannya. Bertemu dan menyapa mereka di kala pagi, rasanya lebih menyejukkan dibanding kesejukan hijau dedaunanan atau semilir angin gunung di lembah sana.

Sebuah azzam telah tertanam kuat tentang keinginan untuk memberikan pendidikan terbai, menjadi pendamping mereka menuju kedewasaannya atau menjadi teman curhat untuk sebuah cita-cita yang ingin mereka wujudkan. Tak sedikit menitik air mata tulus, tentang kondisi mereka serta cita-cita yang masih sangat mungkin dapat diwujudkan. Tak ada yang tidak mungkin terlebih dalam hal menggapai cita-cita itu, sebab keyakinan adalah refleksi dari realitas yang bisa dijangkau. Belajar pada tokoh besar peradaban, belajar pada guru sejati peradaban baginda rasulullah, tauladan mulia, yang menyuguhkan mahakarya tak terbantahkan, sastrawan dan sekaligus filosof sepanjang zaman, baginda rasulullah SAW. Shalawat serta salam mudah-mudahan senantiasa tercurah pada beliau

Masih segar ingatan kita pada drama memilukan Ujian Nasional. Ukuran dan standar keberhasilan yang masih dipaksakan orang-orang yang tidak memahami apa arti pendidikan. Bagi sebagaian mereka bahasa pendidikan diterjemahkan menjadi bahasa politik yang pada akhirnya menempatkan pendidikan tak lebih dari alat menggapai kekuasaan (politik). Rindu kami pada pemimpin dan guru-guru kuat yang mampu mengemban amanah peradaban ini. Masih merona wajah para pendidik kita untuk sebuah cita-cita yang baik, membimbing dan mengantarkan keinginan mereka hingga di puncak cita-cita meski hanya sebait doa setelah shalat kita. Beberapa hari berdiskusi intensif dengan guru dalam raker sederhana tapi banyak hal yang telah kami bicarakan, mudah-mudahan api yang masih berkobar itu akan tetap dan mampu menerangi jalan kependidikan yang selama ini sangat kami cintai.

Pada akhirnya, pendidikan harus tetap berjalan. kelas moralitas harus tetap didirikan. Pendopo spiritualitas harus enantiasa dihidupkan sebab disana ada dibangun pondasi keyakinan. Ruang-ruang diskusi harus tetap dibuka selebar-lebarnya untuk dan agar anak-anak kita mau berbicara dan berdialog dengan kita dan juga sesama mereka tentang dirinya dan cita-cita tertingginya. Tidak mustahil generasi Emas sebagaimana yang diamanahkan dan kita dambakan bukan sekedar slogan dan mimpi di siang bolong sebab ia akan menjadi kenyataan. Dari sana, dari kelas kita akan lahir panglima-panglima peradaban yang akan menegakkan mimpi yang lama hadir dalam tidur malam kita. Ia akan menyapa kita dengan panji-panji kemenangan, dan dengan santun mereka akan menyapa kita serta berjanji akan melanjutkan dan meneruskan cita-cita Indah milik kita bersama..

Minggu, 08 Juli 2012

KILAU CAHAYA

KILAU CAHAYA
Oleh: Arif Budiman

Air Laut Marunda siang tadi berkilau, seperti kilatan-kilatan pedang yang menancap di hampir semua permukaannya. Aku jadi tertarik untuk memikirkan arti cahaya itu, saat seorang ibu penjual warung bercerita tentang anaknya yang enggan sekolah. Kilau Cahaya adalah hasil pantulan sinar dari sumbernya (matahari) melewati bidang satu bidang, dalam teori fisika ada sebuah bidang datang atau cermin. Kalau kilau air laut marunda tidak bisa kit asebut cermin datar, cekung ataupun cembung atau air itu mampu menghasilkan semua cermin itu karen ageraknya. saya kira itu yang terjadi, coba besok saya ingin berdiskusi dengan pak Anhar guru fisika. Saya mau lanjutkan. jadi air itu memantulkan cahaya matahari, berarti air itu memiliki peran sebagaimana cermin. Cobalah kita datang ke danau Parakan yang hening di kala siang atau datang di kala malam tanpa mendung dan distu ada sinar bulan, tentu kita akan dengan sangat jelas melihat sang bulan di atas air itu dengan postur dan tampakan yang sempurna. Saat itu air menjalankan fungsinya sebagi cermin yang datar. Tapi saat ada dorongan kuat katakanlah ada tenaga yang mendorong air itu naik keatas sebut saja gelombang, saat itu air di area luar atau atasnya menghasilakan cermin cembung. hasil cahaya atau pantulan pun akan menghasilkan pantulan yang menuju ke segala arah. Sebaliknya saat ada tarikan dari dalam, maka air akan tertarik kebawah, saat itu permukaan air menjadi cekung, maka pancaran cahaya akan terkumpul atau menyempit.

Gelombang laut marunda di kala siang, siangnya bolong lagi, kayaknya matahari lagi ngga pake baju, beruntung masih pake kolor kalo ngga angus kita. jadi pansnya minta ampun dahh. Jadi sinarnya tanpa ragu-ragu dan malu-malu lagi menerobos sekat udara, ruang udara menuju ruang di tas laut marunda. di saat yang sama angin laut menyenandung lagu, menggoyang air sehingga melahirkan fungsi air dalam terminologi fisika peran cermin datar, walau sedikit, kadang cermin cekung dan tak jarang juga cermin cembung. itulah sebabnya kita tak pernah bisa melihat wajah matahari saat siang dan gelombang laut yang bergoyang-goyang.

Demikian halnya KILAU CAHAYA, kilau yang sampai di mata kita adalah pancaran yang dihasilkan dari bentuk permukaan gelombang yang bermacam-macam. saat pantulannya tepat mengenai optik penglihatan kita, saat itu kita menyebutnya KILAU. dan nyaris kita tak pernah bisa melihat kilau dalam waktu lama, sebab kilau dalam waktu lama itu namanya SILAU. Yang menarik sebetulnya adalah the miracle, dan kompleksitas sifat air itu, dan sifat cahaya. Yang menarik sesungguhnya adalah Makan Gado-Gado ditemani segelas Teh yang Manis, sebab ibu penjual warung sudah selesai ngulek sambel, kini tersaji di depan...

Sabtu, 07 Juli 2012

Membicarakan Tuhan menggunakan akal ibarat menimbang gunung dengan timbangan emas. Bukan timbangan itu yg salah, tapi kapasitasnya yg samasekali tak sebanding dengan yg ditimbang.
(Ibnu Khaldun)

Jumat, 06 Juli 2012

ALAMAT REDAKSI / PENERBIT

ALAMAT REDAKSI / PENERBIT

Majalah Aneka Yess

-Cerpen maksimal 7 hlm folio spasi ganda
-Sertakan pernyataan cerpen orisinil dan belum pernah dipublikasikan
-Kirim ke alamat: Jl Salemba Tengah No 58 Jakarta Pusat 10440 atau email: aneka@indosat.net.id
Majalah Kawanku
-Cerpen dengan jumlah karakter 9100 termasuk spasi
-Ketik spasi double
-Kirim ke alamat email: fiksi-kawanku@gramedia-majalah.com, cerpenkawanku@gmail.com
-Cantumkan identitas lengkap, alamat, dan nomor rekening

Majalah Gadis
-Tulisan untuk rubrik Obrolan, Kuis, Cinta dengan panjang 3-4 halaman folio spasi ganda
-Tulisan untuk rubrik Percikan (cerpen mini) dengan panjang 2 halaman folio spasi ganda
-Tulisan untuk rubrik cerpen dengan panjang 6-7 halaman folio spasi ganda
-Kirim ke alamat Redaksi Majalah Gadis: Jl HR Rasuna Said Blok B Kav 32-33 Jakarta 12910
-Tulis identitas lengkap dan nomor rekening
-Cantumkan nama rubrik di kiri atas amplop

Majalah Hai
-Cerpen maksimal 7 hlm folio spasi ganda
-Kirim ke alamat: Gedung Gramedia Majalah Unit I Lt.1, Jl Panjang No 8A, Kebon Jeruk,Jakarta
11530
-Alamat email: hai_magazine@gramedia-majalah.com

Majalah Annida
-Cerpen dalam rubrik Kias dan Epik panjang 6-10 halaman folio
-Kirim viasurat:
*tuliskan nama rubrik di pojok kiri amplop
*lampirkan biodata dan kartu identitas
*kirim ke Jl Mede No 42 Utan Kayu, Jakarta Timur 13120
-Kirim via email:
*sertakan biodata lengkap
*kirim ke annida@ummigroup.co.id

Majalah Teen
-Kirim cerpen maksimal 6 halaman
-Kirim ke alamat Jalan Prof Dr Satrio Kav. 3-4 Karet Kuningan, Jakarta 12940
-Atau alamat email ke: tabloid.teen@gmail.com
Mau Kirim Tulisan Ke majalah anak – anak ?
Majalah Oki Nirmala dan Bobo
-Dongeng atau cerpen maksimal 3 halaman folio spasi ganda
-Kirim ke alamat redaksi: Gedung Gramedia Majalah Jl Panjang No. 8A, Jakarta Barat 11530
-Alamat email: bobonet@gramedia-majalah.com

Majalah Kreatif
-Dongeng atau cerpen maksimal 3 halaman folio spasi ganda
-Kirim ke alamat redaksi: Gedung Gramedia Majalah Jl Panjang No. 8A, Jakarta Barat 11530
-Alamat email: bonakreatif@gramedia-majalah.com

Majalah Girls

-Dongeng atau cerpen maksimal 3 halaman folio spasi ganda maksimal 5.200 dengan spasi
-Kirim via surat berupa naskah dan file dalam disket
-Kirim ke alamat redaksi: Gedung Gramedia Majalah Unit 1 Lt.4 Jl Panjang No 8A, Kebon Jeruk Jakarta 11530
-Alamat Email:girls@gramedia-majalah.com

Kompas Anak
-Cerpen atau artikel
-Kirim via
surat: Jl Palmerah Selatan No 26-28Jakarta10270
======================================…
Publishers
Penerbit Andi
Jl. Beo 38-40
Yogyakarta 55281
Telp: (0274) 561881 Fax: (0274) 588282
Cabang Jakarta
Jl. Pilar Raya No. 67
Kedoya
Telp. 021-5802816, 70601240
Fax. 021-5842188
e-mail: penerbitan@andipublisher.com
Materi yang harus dikirim:
Penulis harus mengirimkan ke penerbit naskah final, bukan outline atau draft, yang disertai:
kata pengantar
daftar isi
daftar gambar
daftar table
daftar lampiran
isi
daftar pustaka
indeks
abstrak (synopsis)
penjelasan perihal: pasar sasaran yang dituju, prospek pasar, manfaat buku
profil penulis

Penerbit Cakrawala
Kompleks Gizi No. 2
Bumi Menteng Asri
Bogor 16111
Penerbit Cakrawala memfokuskan diri pada tema-tema psikologi (anak, remaja, dewasa), pengembangan diri/self motivation skill, entrepreneur (manajemen bisnis dan kewirausahaan), interpersonal skill, gaya hidup/lifestyle, kesehatan, karier, dll

Penerbit Cinta
Jl. Cinambo No. 137
Cisaranten Wetan
Bandung 40294
Kalau mau gabung di milis Pembaca Cinta atau mau tahu nasib naskah kamu (karena akan selalu diumumkan di sana), silahkan kirim e-mail kosong ke pembacacinta-subscribe@yahoogroups.com
Ketentuan naskah penerbit Cinta
- dijilid rapi. Boleh diprint bolak balik untuk penghematan kertas, tetapi perhatikan batas tepi penjilidan
- Sertakan biodata, ucapan terima kasih dan synopsis
- jika ingin pengembalian naskah ditolak, setakan prangko 8.000 (bukan uang)
- Naskah yang diterima akan diberitahukan secepatnya, penulis akan diminta mengirimkan disket naskah tersebut.
- setting modern, tidak cengeng, dan pornografi dan SARA
* novel teenlit: seri lucu, romantis, misteri, persahabatan, dan science fiction
- Panjang nashah min. 100-120 hal, 1,5 spasi, folio
- Tokoh cerita adalah siswa SMU berusia 15-18 tahun
* Novel MetroChick
- Panjang naskah min. 110-150 hal, 1,5, folio
- tema bebas tapi bukan mengenai sex, tokoh cerita adalah wanita usia 23-28 tahun, belum menikah, bekerja, mandiri, konyol, lucu, dan metropolis.
* Non Fiksi: PsikoPop, Tips & Tricks
- Panjang naskah min. 50-100 hal, 1,5 spasi, folio
- Tema berkaitan dengan kehidupan remaja, baik cowok maupun cew?Ù. Diutamakan yang bisa mencerahkan perkembangan kepribadian dan jiwa pembaca: misalnya “How to be beautiful and smart”
- Sertakan foto atau gambar pendukung tulisan jika ada. Jangan lupa sertakan referensi/daftar pustaka jika mengutip.
Penerbit Ganeca Exact
Kompleks Satrudal
Jl. Raya Hankam, Jatirahayu
Pondok Gede, Bekasi 17414
Telp. 021-84973048
e-mail: bonaventura91@yahoo.com
Naskah buku bacaaan Fiksi untuk siswa sekolah dasar dengan tema-tema sbb:
Hewan-hewan di kebun binatang (fable)
Sahabat pena
Lomba membaca puisi/mengarang
Cerita biografi sastrawan
Belajar membaca
Kumpulan cerpen
Kisah binatang di dasar laut (fable)
Bunga-bunga di pekarangan
Menulis buku harian
Mengisi liburan
Spesifikasi naskah:
Kertas kwarto, left margin = 25mm, right margin = 30mm, top = 20mm, bottom = 15mm
2 spasi, times new roman, 12pt
Minimal 80 hal
Lingkar Pena Publishing House
Jl. Keadilan No. 13 Blok XVII
Depok 16418
e-mail: lingkarpena@indo.net.id
Naskah menarik dan mencerahkan
1,5 spasi
Non fiksi, novel atau kumcer 90-100 hal (more than 100 juga ok)
Setelah mengirim, silahkan e-mail ke penerbit untuk menanyakan apakah naskahmu sudah diterima.
Naskah yang masuk diterbitkan max 1 tahun dari perjanjian kontrak yang di ttd penulis dan penerbit.
Semua staff redaksi akan mengusahakan yang terbaik dalam hal tampilan, editing, dll
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Gedung Gramedia Lt. 2-3
Jl. Palmerah Barat 33-37
Jakarta 10270
Or:
PO.Box Plus 8888
Jakarta 11088
Phone: 021-536 77834 (hunting), 3211 3212 (redaksi fiksi), 3211 3222 (redaksi nonfiksi)
Fax. (021) 530 0545
e-mail: nonfiksi@gramedia.com
fiksi@gramedia.com
edutivity@gramedia.com
www.gramedia.com

Penerbit Dian Rakyat
Jl. Rawagelam I/4
Kawasan Industri Pulogadung
Jakarta 13930
Phone: 021-460 444
- Utamakan buku cerita anak yang simple dan berbahasa Inggris
Redaksi Kompas

Jl. Palmerah Selatan 26-28
Jakarta 10270
Telp: 021-530 2200
Fax: 548 6085
e-mail: kompas@kompas.com
Or:
PO.Box 4612
Jakarta 12046
Anugerah Abadi Publishing

Jl. Abadi I No. 25
KPAD Bandung 40155
Telp: 022-2014 523
Fax: 022- 2004 583
- Penerbit buku-buku fiksi dan nonfiksi bernafaskan Islam
Penerbit Escaeva
Taman Pajajaran Blok A7 No. 24
Bogor
www.escaeva.com
Penerbit Empat Pilar Pendidikan
Jl. Rng oad Timur No. 21B
Wonocatur, Yogyakarta
Phone and Fax: 0274-382737
e-mail: empatpp@yahoo.com
Silahkan kirimkan naskah-naskah berkualitas mengenai:
* Pendidikan NAPZA untuk tingkat dasar dan buku pegangan bagi orang tua dan guru
- 70 hal, times new roman, font 12, spasi 1,5
* Sains dan IPTEK untuk tingkat dasar
- 70 hal, times new roman, 12 pt, 1,5 spasi
* Life skills (kecakapan hidup) untuk tingkat dasar, misalnya
-kecakapan pribadi
-kecakapan akademik
-kecakapan social
-kecakapan vocational
Ketik sebanyak 50 hal.

Penerbit Gagas Media
Jl. H. Montong No. 57
Ciganjur Jagakarsa
Jakarta Selatan 12630
Telp: 021-7888 3030 Fax: 021-727 0996
Jakarta Post
E-mail: sunday@jakartapost.com

Majalah Kawanku
Jl. Panjang No. 38
Kebon Jeruk, Jakarta 11530
e-mail: fiksi-kawanku@gramedia-majalah.com

Majalah Femina/Gadis
Jl. H.R. Rasuna Said Blok B Kav. 32-33
Jakarta Selatan 12910
e-mail: kontak@femina-online.com

Aneka Yess

Jl. Salemba Tengah No. 58
Jakarta Pusat 10440
e-mail: aneka@indosat.net.id

Majalah Kartini
Jl. Garuda No. 80A
Jakarta Pusat
e-mail: redaksi@kartinionline.com

NOVA
Gedung Gramedia Pustaka Utama Lt.6
Jl. Palmerah Barat 33-37
Jakarta 10270
e-mail: nova@gramedia-majalah.com
Majalah Sabili
Jl. Cipinang Cempedak III/11A
Polonia, Jakarta Timur 13340
e-mail: redaksi@sabili.co.id
Majalah Lisa
Jl. K.H.Wahid Hasyim No. 31B
Menteng, Jakarta Pusat 10350
e-mail: majalah_lisa@yahoo.com

Republika
Jl. Warung Buncit Raya No. 37
Jakarta Selatan 12510
e-mail: redasionline@republika.co.id
Media Indonesia
Kompleks Delta Kedoya
Jl. Pilar Raya Kav. A-D Kedoya Selatan
Kebon Jeruk, Jakarta Barat
e-mail: tifa@mediaindonesia.com
redmi@indo.net.id

Cita Cinta

Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 32-33
Jakarta 12910
Fax: 021-520 9366 or 526 2131
e-mail: citacinta@feminagroup.com
mo kirim sketsa mode ke akses@citacinta.com
NB: Sebelumnya Cek dulu ke websitenya bila ada siapa tahu alamatnya telah berubah. Terima kasih…

MERATAPI SUBUH


MERATAPI SUBUH
Oleh: Arif Budiman

Kian lama waktuku hilang, kian lama ku tak berjumpa dengannya. Saat bedug subuh terdengar di balik bukit sana. Saat air sejuk padasan membasahi wajah ini, kudapati jiwa ini  merdeka. Aku ingin menemui-Nya. Lama aku merinduinya. Hanya ruang sempit yang menjadikan hidup ini makin sulit. hanya cahaya buram yang makin menjadikan wajah ini tambah muram. Aku mau bertemu dengan-Nya. Aku ingin kembali bersamanya. Menggandengnya, bercengkrama dengannya. mendengarkan pitutur yang memperkaya jiwa menatap Mentari Pagi yang Ceria.

SKETSA PERADABAN DAN KEADABAN KITA

SKETSA PERADABAN DAN KEADABAN KITA
Oleh: Arif Budiman




Sejauh ini langkah dan keinginan kita akan terbentuknya sebuah peradaban dan keadaban yang kuat menemukan banyak kendala. Mimpi dan kenangan kita saat masih kecil terngiang sangat jelas tentang sebuah lagu berjudul yu pro konco do dolanan neng njobo. menyisakan sketsa hidup yang membayangi kehidupan kita. jepretan-jepretan masa alau adalah kenangan, pada saatnya ia akan menjadi keinginan. Atau lantunan ayat a ba ta tsa oleh bocah kecil yang dilafalkan beramai-ramai selepas maghrib, melempar kenangan kita pada sebuah renungan paling dalam tentang pondasi keadaban.
Contoh diatas hanyalah sebuah kenangan masa lalu sebagaimana lagu lama yang kita dendangkan untuk menghilangkan kerinduan sesaat karena penatnya kota jakarta yang tak mampu memberi rasa nyaman buat kondisi Jiwa kita. Pentas politik dan fenomena sosial, perebutan pengaruh dan kekuasaan mewarnai hubungan sosial masyarakat, sebatas hubungan karena ada kepentingan. sesudahnya kohesi sosial yang ada hanyalah kamuflase hanyalah etalase danpajangan semata. hanyalah mimpi di siang bolong.
Saat masyarakat dnegan tipikal keislman tampil dan menjadi pondasikeadaban, banyak yang menilai benarkah ia akan jadi pondasi keadaban sebab ada beberapa catatan gagal didialogkan. saat itu kelompok Islam sedikit mengurungkan langkahnya dan lebih bangyak menyumbang proyek pembangunan ahlak yang kian lama belum juga membaik. Perebutan klaim bahwa budaya awal adalah Budaya Hindu Buda kemudian menjadi dasar bahwa Indonesia sebagai sebuah entitas kebnagsaan bukan smeta pada Islam.
Hal yang sama atau sebaliknya jika kebudayaan dilimpahkan pada nilai Hindu dan Budhis dalam kehidupan Indonesai sebagai entitas keangsaan, sebagain dari Warga Indonesai pun tak bisa menerima sebab ada alasan idiologis yang menghambatnya.
Saat HIndu dan BUdha mau berdamai dan memilih ritualisme agaam sebagai basis mereka, pada saat itu aktifitas keagamaan baca Islam ramai-ramai mendududki wilayah politik sebagai alat ampuh membangun masyarakat yang Islami walau tantangan menuju kesana tidak kecil. Tafsir keagamaan dan tafir teks terhadap sebuah persoalan acap kali menghentikan langkah kemanuan dan progress yang sedang dibuat. Dahulu ada NU-Muhammadiyah. hari ini ada Syiah dan Sunni, umumnya mengerucut pada persoalan sensitif pada masing-mai\sing aliran kalu ia berupa sebuah aliran. Syiah sering dipersalahkan karena Mutahnya padahal ada dasarnya. Sunni mempertahankan Poligamyny dengan dasar yang sama yaitu ada dasar ayat6nya.
Kalangan di luar Islam adalah kelompok yang seringkali tak tersentuh dalam sistem dan angunan keadaban kita. sebab seringkali ia ditempatkan face to face dengan apa yang kita sebut dengan nilai ISlam. Padahal belum tentu bisa jadi ia yang kristiani akan lebih Islam dibandingkan ia yang mengakui dirinya sebagai Sangat Islami dan lain sebagainya. Semisal bicara Bunda Theresa, siaaaaaaapa yang menolak Keislamannya, dalam arti betapa laku perbuatannya lebih Islami dibanding beberapa orang yang menyaurakan nama Islam tapi perilakunya telah mendzolimi Islam itu sendiri dan juga orang lain.
Sktesa Peradaban hanyalah sebuah refleksi idiologis, tentang kenegaraan dan keberagamaan kita. tentang sesuatu yang kita yakini akan mengantar kita pada kebahagiaan sejati. Pada sasaran itulah bangunan peradaban diarahkan. Sketsa peradaban adalah pertimbangan dan pemikiran paling realistis untuk mendialogkan perbedaan untuk bersatu dalam sebuah kekuatan yang sama dan melihat hidup sebagai tujuan yang sama.

PEMIMPIN NEGARA YANG KUAT

PEMIMPIN NEGARA YANG KUAT
(Sebuah Kacamata Untuk melihat Kualitas Pemimpin yang ada saat ini)
Oleh: Arif Budiman[1]


Rasanya sepeninggal Soekarno, bangsa Indonesia kehilangan sosok yang sangat negarawan. Pemimpin kuat yang bukan saja berpengaruh di dalam negaranya sendiri akan tetapi kuat juga di pentas politik Internasional. Punya visi dan misi yang jauh kedepan dalam melihat masa depan negara Kesatuan Republik Indonesia. Sesudahnya semisal kepemimpinan Soeharto hingga SBY saat ini, rasanya tak banyak yang memberi kesan kuat, kecuali rasa miris yang mendalam karena seorang pemimpin gagal melindungi warga negaranya sendiri yang di tembak mati di Negara tetangga (baca: Malaysia). Sebetulnya tidak perlu berteori panjang lebar soal pemimpin kuat yang dirindui bangsa dan rakyatnya. Pemandangan awam pun akan dengan sangat baik bagaimana ia harus memilih pemimpin yang baik dan tepat untuk dirinya sendiri. Rupanya ungkapan Vox Populi Vox Dei, masih relevan bahwa rakyat masih punya penilaian akurat untuk menilai dan memilih siapa pemimpinnya.

Kacamata awam masih mampu deegan sangat jelas pemimpin bagaimana dan seperti apa yang akan dan mampu memimpin bangsa dan negeri ini. Haruskan pemimpin itu memiliki pendidikan atau harus sudah S2 ataupun S3. Di negara maju, mungkin telah menggunakan kriteria ini, tetapi dalam kondisi negara kita saat ini, rasanya masih jauh dari idealisme itu. Pemimpin pada dasarnya adalah orang yang memiliki pengaruh dan aura kepemimpinan yang memberi dampak atau efect gerak bagi orang-orang yang dipimpinnya. Tapi jika pemimpin yang ada justru malah membenbani rakyatnya bahkan seolah membiarkan warga negaranya celaka (baca:terbunuh dan lain sebagainya, maka ada yang salah dengan kepemimpinan kita atau ini menunjukkan ketidak mampuan sang pemimpin dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya.
Pemimpin yang kuat juga tidak perlu dianalisis atau dilihat dengan teori yang macam-macam. Pemimpin yang kuat juga harus memiliki ilmu pengetahuan tentang managemen atau sejenisnya karena ilmu pengetahuan itu umumnya tidak realistik. Pemimpin yang kuat adalah pemimpin yang lahir dari proses alam kepemimpinan dan kenegaraan, yang menjadikan dirinya dewasa secara alami dan tidak dibuat-buat. Bukan pula proses instan yang dirancang sengaja oleh satu kekuasaan yang cenderung tidak ingin perubahan atau status quo sehingga dirinya ingin agar tetap dalam linkar kekuasaan. Bukan pula pengusaha kaya yang hanya mengandalkan kekayaan materi hasil usahanya untuk mendapatkan dukungan padahal ia tidak pernah paham dengan situasi kenegaraan ini. Mengurus diri sendiri saja tidak bisa, apalagi harus mengurus urusan orang banyak yang sangat beragam di bumi Indonesia. Pemimpin yang kuat adalah pemimpin yang dalam bahasa jawa andap asor dan welas asih.  artinya pemimpin yang tidak angkuh dan memberikan perlindungan kasih sayang pada rakyatnya. Pemimpin ini adalah pemimpin yang yang bisa menjaga sikap dan perbuatannya di depan masyarakatnya, mau membaur dan mau mengerti segala apa yang dirasakan warganya sehingga dengan cara ini akan makin menciptakan pemimpin yang pro pada rakyatnya dan bukan sebalikya. Bukan pula pemimpin yang baru mau dekat dengan rakyatnya saat sedang mengadakan kampanye, semata karena untuk dan agar mendapatkan dukungan suara. Sesudahnya saat ia menjabat maka akan lupa dengan apa yang dikampanyekan.

Negara ini sangat merindukan akan hadirnya seorang pemimpin yang kuat. Sebetulnya tidak harus dari kalangan militer, meski anggapan bahwa bangsa ini masih sangat kuat dengan asumsi pemimpin harus dari kalangan militer, namun tidak menutup kemungkinan untuk adanya pemimpin. Era ini adalah era intelektualitas, satu zaman dimana ketundukan tidak harus bahkan tidak lagi terjadi dibawah kokangan senjata atau dibawah ancaman pedang atau pistol. Ketundukan dan ketaatan warga negara juga dapat terjadi saat warga Negara melihat visi yang kuat pada diri pemimpinnya, dan biasanya visi yang kuat itu tercermin dalam perilaku yang sebenarnya, perilaku alami artinya bukan semata omong kosong. Siapa diantara presiden kita yang punya visi yang kuat dan itu terlihat dalam tulisan-tulisannya. Sesudah Soekarno, presiden Indonesia mana yang telah meninggalkan gagasan dan pemikiran kenegaraan dalam bentuk tulisan. Soekarno menyisakan karya besar "Dibawah Bendera Revolusi", karya Soekarno untuk Indonesia. "Kembalinya Revolusi Kita" dan banyak tulisan dan catatan Soekarno yang memperlihatkan visi kenegaraan yang sangat kuat.

Kapan..? Apakah benar-benar pemimpin kuat itu tiada di negeri ini. Apakah Soekarno itu hanya ada satu. Tidak adakah Soekarno-Soekarno lain yang akan kembali untuk dan demi kehormatan dan kejayaan Indonesia. Kita berharap akan segera datang pemimpin yang kuat itu, yang mampu memaparkan dnegan baik gagasan dan cara pandang kenegaraan kita. Pemimpin tangguh yang tak pernah mengeluh dengan keadannya. Pemimpin yang akan mengembalikan kehormatan dan kejayaan bangsa Indonesia. Pemimpin yang mampu membawa bangsa ini menjadi bangsa berwibawa, pemimpin yang mampu menjaga harga diri warga bangsanya. Bukan malah  menyalahkan karena warga sendiri yang tidak taat hukum semisal tidak punya paspor tapi sudahkah sebagai seorang pemimpin memberikan pelayaan yang sebaik-baiknya dan memahami kondisi rakyatnya. Sama dengan kasus jika ada maling, maka yang paling dihakimi adalah malingnya. Pemimpin yang kuat bukan semata berpikir tentang maling tapi mengapa ia melakukan perbuatan Maling. Jika bumi Nusantara ini adalah bumi yang gemah ripah loh jinawi, bukankah tidak perlu lagi adanay TKI ataupun TKW kesana. Mengapa tidak mengelola dan mengemban gkan potensi alam sendiri yang melimpah dan bukan sebaliknay menyerahkan pengelolaan SDA ini pada perusahaan atau bangsa lain.
Jiwa pemimpin yang kuat bias dilihat dan bias dibaca. Maka sejauh perjalanan kebangsann ini, rasanya belum ada pemimpin yang kuat dalam visi atau charisma kepemimpinannya. Belum ada pemimpin yang punya pengaruh kuatuntuk dan pada warga bangsa dan tergerak untuk membangun dan melakukan gerak perubahan menuju yang lebih baik. Presiden Amerika, Barack Obama punya kharisma yang sangat luar biasa di hadapan rakyat Amerika. Dia memiliki kemampuan orasi atau berpidato yang sangat memukau, tapi masih kalah dengan charisma seorang Soekarno. Masa lalu mengingatkan kita tentang adanya pemimpin yang kuat. Tidak mengeluh, tangguh di tengah kritik yang menerpa tapi tetap punya pendirian dan sikap...[]


[1] Arif Budiman, Guru Sejarah MAN 21 Jakarta. Alamat Jl Sarang Bango No 2 marunda Jakarta Timur Telp. 021 41872917. E-mail:tirta_pawitra@yahoo.co.id

ADA KEMUDAHAN SETELAH KESULITAN

ADA KEMUDAHAN SETELAH KESULITAN
Oleh: Tirta Pawitra

Sebenarnya agak sulit menceritakan saat dimana saya secara pribadi mendapatkan kemudahan. Jujur itu yang terjadi. Tapi untuk sekedar refleksi pengalaman intelektual semata dan perenungan akan pengalaman pribadi, rasanya banyak hal yang tidak tidak memberi inspirasi, artinya semua hal menjadi sangat inspiratif dan berarti. Tahap pemikiran ini menjadikan kita untuk bersikap bijak dengan kehidupan, lebih bisa legowo menerima persoalan sebagai sebuah keberkahan dan bukan kemudaratan.
Karena itulah dampak dari mengapa orang tuaku memberiku nama Arif Budiman. Arif itu artinya artinya mengetahui atau pengetahuan itu sendiri dan Budiman itu artinya Kebijaksanaan. Itulah barangkali akibat yang ditimbulkan dari nama itu yang alhamdulillah menjadikanku sangat mencintai ilmu pengetahuan. Insya Allah.

Sejauh ini aku malah jadi bingung, apakah aku sudah mendapatkan kemudahan setelah kesulitan sebagaimana tulisan yang diminta itu. Jika yang dimaksud kemudahan adalah ukuran fisikal dari sesuatu yang bernama materi, sepertinya aku belum mendapatkan itu. Bermimpi tentangnya dan berambisi mendapatkanya, sebaliknay dapat menjadikan kita tidak mudah malah kesulitan. Tapi jika yang dinamakan kemudahan adalah kebijaksanaan hidup, aku sudah merasakannya. Aku sudah mendapatkan kemudahan setelah kesulitan. AKu merasa telah menjadi orang yang sedikit lebih berani menghadapai hidup dengan beragam persoalan. Yang kadang dengan keberanian ini telah meciptakan stigma sebagai orang yang sombong dan angkuh, bahkan terhadap seseorang yang sedang dekat dengan kita.
Tapi aku tidak mau seperti Hitler yang karena kesan masa lalu yang buruk menjadikannya petinggi militer dan negarawan yang kejam. Masa lalu adalah potret, jika potret itu buram dan menyeramkan, bisa jadi itulah yang dimaksud dengan kesulitan. Disaat kita melihat begitu banyak atau mengalami begitu banyak kesulitan, bukankah di saat yang sama kita sedang membangun sebuah pondasi paling kokoh yang bernama ketegaran.
Bangga dengan kebijakan hidup adalah sisi lain yang tak semua orang bisa mengerti dan pahami. larut dengan kebijakan hidup, tak sedikit harus memerankan diri dengan tokoh-tokoh paling tidak populer di pentas materialisme.
Hari ini yang dinamakan dengan kemudahan adalah entitas materi yang ditandai dengan kemampuan kita memenuhi segala apa yang dibuthkan oleh diri kita yang juga entitas materi. Hidup dan sebuk dengan entitas materi harus berurusan dnegan semua yang berbau fisik. Sibuk di dunia materi sama artinya menceburkan diri dalam rutinitas tanpa batas yang membenturkan diri pada kehampaan-kehampaan tak bertepi.
Jika yang dinamakan kesulityan itu adalah ketidakmampuan kita dan ketakberdayaaan menggapainya karena fisik kita yang terbatas, tentu aku sedang sangat mengalami. Tapi aku berada di tempat tanpa ada ukuran-ukuran materi, maka sejatinya aku tidak pernah merasa sulit. Sesungguhnya kesulitan kita adalah penolakan pada dunia materi. aku tidak tahu apakah memang semestinay aku harus berdamai dengan dunia materi sebab dunia itu yang membuatku ada dan realis.
#Sulit Dimengerti.com

Kamis, 05 Juli 2012

Lomba Menulis “Pengalaman Pribadi” RuangKata

Lomba Menulis
“Pengalaman Pribadi”
RuangKata

Setiap orang pasti punya kisah hidup yang tidak terlupakan. Bagi sebagian orang, setiap kisah yang dialami mampu menjadi penyemangat dan dapat diambil hikmahnya. Oleh sebab itu, kami mengajak untuk membagikan pengalaman hidup Anda ke orang lain, sehingga lebih bermanfaat dan menginspirasi banyak orang. Caranya, kirimkan tulisan dalam lomba menulis pengalaman pribadi RuangKata. Berikut syarat dan ketentuan lombanya:Persyaratan Peserta:terbuka untuk umum, tidak dibatasi usia dan jenis kelamin.Tema Tulisan:“Di Balik Kesulitan Pasti Ada Kemudahan”Persyaratan Tulisan:
  1. Tulisan adalah karya orisinal dan berisi pengalaman pribadi.
  2. Tulisan belum pernah dimuat di media masa, tetapi dapat menggunakan tulisan yang telah ditulis di blog pribadi (sertakan link blog tulisannya).
  3. Gaya tulisan bebas, tetapi menggunakan EYD.
  4. Tidak bertentangan dengan syari’at.
  5. Tulisan minimal 4 hlm dan maksimal 6 hlm (A4). Font: Times New Roman 12pt, satu spasi.
  6. Tulisan yang masuk menjadi hak penerbit, dan peserta lomba bersedia tulisannya dipublikasikan.
  7. Mengisi formulir yang disertakan penerbit. Formulir dapat di download disini.
Cara Pengiriman:
Tulisan dapat dikirim melalui e-mail atau via pos, dalam bentuk soft copy dan print out, lengkap dengan formulir dan foto copy kartu identitas (KTP, Kartu Pelajar, SIM) ke:

Redaksi RuangKata
Komplek Perum Setra DagoJln. Setra Dago Utama No. 31Antapani-BandungE-mail: redaksi@ruangkata.com 
Batas Pengiriman:
Lomba ini berlangsung sejak tanggal 01 Juni 2012 — 30 Juli 2012.

Penilaian:Penilaian dimulai sejak lomba dimulai sampai batas akhir lomba (01 Juni 2012 — 30 Juli 2012).Juri terdiri dari 3 orang, 1 juri khusus redaksional dan 2 juri khusus materi (isi).Keputusan juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.Pemenang:Pemenang akan diumumkan tanggal 15 Agustus 2012 di situs: www.ruangkata.com atau dikirim melalui e-mail masing-masing.Hadiah:
  1. Tulisan terbaik pertama akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp2.000.000,-  dan paket buku dari penerbit senilai Rp300.000,-
  2. Tulisan terbaik kedua akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp1.500.000,- dan paket buku dari penerbit senilai Rp250.000,-
  3. Tulisan terbaik ketiga akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp1.000.000,-  dan paket buku dari penerbit senilai Rp200.000,-
  4. 20 tulisan terfavorit akan mendapat piagam dan paket buku dari penerbit senilai Rp150.000
Pembagian Hadiah:
Hadiah dapat diambil langsung di kantor Redaksi RuangKata:

Komplek Perum Setra Dago
Jl. Setra Dago Utama No. 31Antapani - BandungTlp. (022)87771777
  • Khusus luar Bandung, hadiah uang tunai akan ditansfer melalui rekening bank masing-masing, dan hadiah paket buku melalui pos/ekspedisi.
Selamat berkarya!

FORMULIR LOMBA MENULIS “Pengalaman Pribadi” RUANG KATA


FORMULIR LOMBA MENULIS
“Pengalaman Pribadi”
RUANG KATA

Saya, yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama lengkap    : …………………………………………………………………

Jenis kelamin      : …………………………………………………………………

TTL                    : …………………………………………………………………

Alamat               : …………………………………………………………………

………………………………………………………………….

………………………………………………………………….

Pekerjaan            : …………………………………………………………………

No. tlp/HP          : …………………………………………………………………

E-mail                 : …………………………………………………………………

FB                      : …………………………………………………………………

Twitter               : …………………………………………………………………

Blog                   : …………………………………………………………………

No. Rek              : ……………………………………………………

                              Bank                      : ………………………………

                              Atas Nama            : ………………………………

Bersedia mengikuti lomba menulis “Pengalaman Pribadi” yang diselenggarakan oleh Penerbit RuangKata dan mematuhi persyaratannya. Naskah yang saya sertakan adalah orisinal milik saya pribadi, bukan jiplakan, dan belum pernah dimuat di media masa mana pun.



Materai
Rp. 6000,-
 




   TTD

(………………………)

Selasa, 03 Juli 2012

BELAJAR MAKNA AGAMA DARI TERORISME


BELAJAR MAKNA AGAMA
DARI TERORISME 
Oleh: Arif Budiman*

      Untuk yang kesekian kalinya kita menyaksikan aksi pengeboman, lagi-lagi kita merasa terpuruk. Berita-berita di TV, Koran hari-hari itu menggelitik telinga sekaligus menambah tebal dan kebal telinga kita. Sepertinya setiap ada bom meledak di negeri ini, tidak ada lagi rasa kaget di diri kita. Rangkaian bom yang meledak dari Bom natal , BEJ, JW Mariot sampai Bom Palu telah memenuhi daftar panjang aksi terorisme Indonesia. Korbannya lagi-lagi orang-orang tak berdosa. Orang-orang yang sedang bergiat dalam aktifitas keseharian harus menanggung kerasnya idialisme yang hampir tak pernah menemukan bentuk. Tentu kita berharap daftar pengeboman itu tidak lagi bertambah panjang. Belakangan pengeboman itu kian menampakan titiknya yang terang. Mereka membunuh atas nama Tuhan. Satu pertanyaan perlu kita ajukan atas pembunuhan manusia terhadap manusia lainnya. Apa benar Tuhan telah mengutus manusia dan bukan lagi malaikat untuk urusan nyawa manusia?
      Bom-bom itu secara tidak langsung hendak mengajak kita untuk memahami apa itu sebenarnya makna beragama. Makna beragama yang tidak sengaja dibangkitkan dari tidurnya yang panjang dan telah banyak melahirkan mimpi-mimpi indah tentang akan lahirnya sebuah peradaban. Peradaban yang didambakan dari romantisme yang sungguh telah melalaikan.
       Bom hari-hari itu sekali lagi hendak menegaskan tentang makna agama yang kita yakini itu:mendamaikan atau menghancurkan???. Saat itu juga kita sedang diminta untuk semakin mengukuhkan sikap. Nurani kita tidak bisa menerima ketika symbol agama bermesraan dengan terorisme. Kita jelas-jelas tidak bisa menerima ketika aksi bom dilakukan untuk dan atas nama agama. Ledakan-ledakan bom itu benar-benar harus sudah mengukuhkan sikap kita. Semakin besar ledakannya, semakin besar sikap kita untuk menolak makna agama yang disuarakan dari ledakan yang telah menistaan nilai kemanusiaan yang seharusnya menjadi misi utama dalam agama yang begitu diagungkan.
    Tuhan ada dibalik semua aksi bom? Tuhan merestui aksi pengeboman? Tidak!!! sejatinya Tuhan sedang disandra untuk menjelaskan kebenaran atas aksi yang mereka lakukan. Tuhan hari itu sedang dipaksa. Kalimat Tuhan disuarakan, maka lahirlah keberanian. Keberanian karena tindakannya mendapat restu dan ijin Tuhan.  Begitu kurang lebih argumentasi yang jadi patokan atas aksi yang mereka lakukan.    
      Sungguh tirai klaim kebenaran telah menutup rapat-rapat hati dan pikiran sebahagian manusia. Mereka mengklaim dirinya sebagai pembawa kebenaran. Dan diluar dirinya adalah kemungkaran. Terlebih lagi jika klaim benar itu ditaruh dibawah panji-panji Tuhan.
      Menutup pintu rapat-rapat dari adanya pengaruh  luar (idiologi luar) menjadi suatu keharusan. Katanya agar kebenaran itu tetap bertahan. Katanya  lagi agar keyakinan tidak dicemarkan.  Keyakinan atau agama, secara nyata memaksa kita untuk kembali masuk dalam agenda kajian pemikiran. Agama tidak pernah mengajarkan kekerasan dan sikap menghancurkan. Tentang hal ini semua kita tahu. Dan telah banyak kalangan memperkuat aksioma itu. Namun tetap saja terorisme tidak berhenti melancarkan aksinya. Bahkan semakin berani dan wajah serta symbol Tuhan semakin nayata mereka perlihatkan.
       Dimana sebenarnya makna beragama itu? Ia telah lama hilang. Ia telah sengaja dikaburkan menjadi wajah-wajah yang sangat mengerikan. Agama pembawa misi perdamaian sebagaimana dibawa para nabi telah berputar haluan menjadi doktrin yang menghancurkan. Bukankah fenomena terorisme harus melakukan pendefinisian kembali tentang pemaknaan mereka terhadap agama. Itupun kalau pintu penyadaran itu  mau dibuka. Sayangnya pintu kesadaran beragama itu telah ditutup atau barangkali mereka tidak memerlukan pintu untuk “rumah pemahaman” yang telah lama mereka bangun. Yang ada adalah rumah pemahaman tanpa pintu. Alih-alih renovasi. Berharap pada mereka ada kesadaran tentu tidak  berlebihan. Kita masih punya harapan untuk membangun penyadaran walau itu butuh waktu lagi panjang.
       Selama kita masih diberi hak untuk berpikir dan berbuat atas apa yang ada pada kita. Selama Tuhan masih memberi pilihan pada kita. Tuhan juga masih memberi kemampuan memilah, maka yakinlah bahwa kita masih bisa membedakan mana fenomena kebenaran dan mana fenomena kezaliman. Maka jangan pula merasa takut untuk menyuarakan kebenaran yang yang dibangun atas dasar nilai kemanusian sejati dan penyadaran diri dalam mengurai makna kehidupan. Terutama penyadaran untuk saat ini. Penyadaran tentang makna hidup yang diajarkan oleh mereka yang berbuat atas nama agama dan Tuhan sebagai dasar perjuangan. Kita sedang disadarkan untuk menemukan makna sejati hidup kita. Kita sedang mendapat penjelasan paling fundamental tentang apa sebetulnya arti beragama. Selamat menikmati makna beragama.[]
________________
Arif Budiman, saat ini aktif di lembaga CENTER (Community of Educator for Nation Character Building ) = Komunitas Pendidik untuk Pembentukan Karakter Bangsa.  Alamat Jl. Daksinapati Raya No. 1 Rawamangun Jakarta Timur Tlp. (021)4702586 Hp. 08176661322 E-mail: tirta_pawitra@yahoo.co.id Ditulis Jakarta  2006.







TTTD


Arif Budiman
__________________________________________________
_______________________________


Cari Blog Ini