Kamis, 31 Mei 2012

ALAMAT REDAKSI





ALAMAT REDAKSI

Surat Kabar "Berita Sore" (Indonesia) redaksi@beritasore.com
Surat Kabar “Medan Bisnis” (Indonesia) mdnbisnis@nusa.net.id
Surat Kabar “Mediator” (Indonesia) mediator@indosat.net.id
Surat Kabar “Portibi” (Indonesia) portibidnp@yahoo.com
Surat Kabar “Realitas” (Indonesia) info@realitasonline.com
Surat Kabar “Sinar Indonesia Baru” (Indonesia) redaksi@hariansib.com
Surat Kabar “Waspada” (Indonesia) waspada@indosat.net.id
Surat Kabar “Haluan” (Indonesia) ptranah@indosat.net.id
Surat Kabar “Singgalang” (Indonesia) tanbaro@indosat.net.id
Surat Kabar “Riau Mandiri” (Indonesia) mnnet@indosat.net.id
Surat Kabar “Sumatera Ekspres” (Indonesia) sumeks@plg.mega.net.id
Surat Kabar “Berita Kota” (Indonesia) berikot@vision.net.id
Surat Kabar “Bisnis Indonesia” (Indonesia) bisnis@bisnis.co.id
Surat Kabar “Seputar Indonesia” (Indonesia) redaksi@seputar-indonesia.com
Surat Kabar “Guojiri Bao” (Indonesia) Idnews@cbn.net.id
Surat Kabar “Harian Perdamaian / He Ping Ribao” (Indonesia) ynshibao@cbn.net.id
Surat Kabar “Indonesia Shang Bao” (Indonesia) indshangbao@shangbao.co.id
Surat Kabar “Lampu Merah” (Indonesia) redaksi-lamer@yahoo.com
Surat Kabar “Media Indonesia” (Indonesia) redaksi@mediaindonesia.co.id
Surat Kabar “Modal” (Indonesia) redaksi@modalonline.com
Surat Kabar “Pantura” (Indonesia) pantura@indosat.net.id
Surat Kabar “Pantau” (Indonesia) pantau@isai.or.id

PASUKAN MISTERIUS ’98



PASUKAN  MISTERIUS ’98
         
Sebelum tahun 1098, Negeri Najantar masih terlihat damai dan tenang, meskipun sesungguhnya banyak penyakit tengah diderita. Saat itu Taruna Sembilan hanya mampu melihat seluruh kejadian yang ada pada negeri besar itu tanpa bisa berbuat apa-apa. Sementara Taruna yang lain masih tersebar dalam gua-gua gelap di pegunungan dan tepi pantai serta tersisih dari keramaian Istana. Menekuni kehidupan Madras adalah satu-satunya favorit mereka, tempat yang memungkinkan untuk dirinya menjalankan ajaran Tuhan. Selebihnya di Najantar (baca: di luar Madras) nampak arogansi kemanusian dan pengabaian nilai Ketuhanan menjadi pemandangan yang lazim terlihat di kesehariaannya.
          Para Taruna yang rela mengembara dan tinggal di tempat tersembunyi dari keramaian serta jauh dari modernitas. Dengan kerelaan itu para Taruna lebih merasa bahagia daripada berlindung dibalik ketiak Marajutra dengan mengingkari diri sendiri dan meninggalkan ajaran suci para leluhur. Makanan favoritnya ubi bakar yang ia tanam sendiri. Dan secangkir teh hangat dipagi dan senja hari. Membaca buku serta menulis puisi-puisi Indah tentang cinta dan kehidupan menjadi aktifitas yang sangat menyenangkan. Saat peristiwa ’98, para taruna mencatat dengan baik kejadian demi kejadian yang memiriskan tengah melanda negerinya. Pesan guru untuk tetap dalam gua tentu baik untuk ditaati. Meski sebagaian Taruna yang lain lebih memilih melakukan penyerangan ke Istana. Itupun harus dihargai sebagai suatu pilihan. Yang memilih dalam gua didasarkan pada strategi agar apa dilakukannya tidak terbaca oleh Marajutra.
Pejabat Korup, Menindas. Kemaksiatan menjadi-jadi, Korupsi menjadi satu realitas yang nyata terpampang dalam kehidupan sehari-hari. Deretan perilaku tersebut dibawa oleh para pengikut Marajutra, pemimpin empat bangsa yang telah menjajah Najantar berabad-abad lamanya. Atas nama persembahan untuk Gebasan, mereka menginjak-injak nilai-nilai peninggalan para leluhur. Merenggut Air Kehidupan dari Istana Najantar.
Kelaparan di pelosok negeri adalah fenomena yang datang menyusul, satu kondisi yang sangat berlawanan (paradoks) dengan kejayaan negeri yang sering diceritakan sebagai negeri dengan kekayaan yang melimpah tapi masih didapati anak negeri menangis kelaparan dengan perutnya yang membesar. Ibarat sebuah pepatah ”Ayam mati di Lumbung Padi”.  Sungguh telah ada kebodohan yang sangat nyata pada para pengemban amanah negeri. Para pemimpin yang lupa dengan kepemimpinannya. Pemimpin yang tidak sadar dengan posisi kakinya dipijakakkan. Sungguh benar-benar suatu kebodohan. Bodoh sebab semua kita tahu amanah harus ditunaikan, tapi saat amanah itu telah mereka dapatkan, mereka tak mampu menjalankan.
           Dalam satu negeri dengan banyak kekayaan dan kesuburannya, tanaman tak dapat tumbuh. Binatang piaraan tidak bisa beranak pinak. Penyakit berbahaya mewabah seantero negeri. Sumber Air Lawendo sebagai sumber kehidupan negeri dan kebangaan Negeri berubah menjadi Air Panas yang menghanyutkan sebagian warganya. Bahkan hingga hari ini. Kerusuhan antar warga saling berebut Air dan lahan untuk kehidupan mereka mewarnai negeri Najantar. Di tengah kondisi yang memilukan itu, para pejabat lepas tangan dan tidak mau peduli dengan banjir air panas yang menenggelamkan sebagian warga Najantar.
Peristiwa dan bencana itu menemukan titik puncaknya dengan serangan mendadak Pasukan Misterius ’98. Pasukan Misterius ’98 adalah momentum menuju perubahan, pasukan yang banyak diharapkan tapi ia juga disayangkan sebab hadirnya sedikit banyak menyumbang penderitaan. Saat datang pasukan 98 adalah saat yang baik bagi seluruh anak negeri untuk kembali pada negeri Pertiwi. Pasukan yang tak dikenali alias tak teridentifikasi. Pasukan itu hingga hari ini disebut dengan Pasukan Misterius ’98. Pasukan ini telah memporak porandakan Istana dalam kenistaan. Jalan-jalan umum dan fasilitas umum mereka hancurkan, warga yang melawan tak ayal menjadi sasaran kebrutalan mereka. Pasar-pasar dihancurkan. Gedung Istana juga mereka serbu. Sore itu 6 tahun yang lalu adalah masa yang sangat mencekam jiwa. Sangat menakutkan. Derap langkah pasukan ‘98 dengan kudanya menghentikan nafas warga. Pasukan itu mengenakan kostum hitam tak teridentifikasi. Dalam situasi seperti ini Para Taruna sebagina masih tersebar di tempat-tempat tersembunyi (termasuk Taruna Sembilan).
Air Suci sebagai unsur penting Istana telah dirusaknya. Mereka datang dengan gerak yang sangat cepat. Menerjang secara membabi buta. Meluluh lantakkan bangunan-bangunan penting Istana.  Merenggut sumber Air Istana.
Pujangga Diwan yang sejak awal disingkirkan dari Istana, memilih Madras (tempat belajar yang jauh dari keramaian) bersama beberapa Taruna. Bertahun-tahun tinggal di Madras hingga tiba saatnya kembali ke Istana menuntut perubahan.

Pagi di hari ketiga. Bulan Dekat Satu. Tahun 1098. Ksatria dan para murid Madras telah siap berkumpul, bergabung dalam pasukan gabungan untuk satu tujuan yaitu merebut tampuk kekuasaan yang kini ada di tangan pemimpin zolim, Sugarda yang sejak awal selalu bersama Marajutra. Rakyat pun ikut bergabung memberi dukungan pada gerakan para Murid Madras. Pujangga Diwan berada di garis terdepan, memimpin para Murid Madras yang tampak sangat  bersemangat. Hari itu adalah hari yang kesekian dalam rangkaian peperangan meruntuhkan membobol benteng Najantar yang dijaga sangat ketat. Satu keyakinan selalu jadi pegangan bahwa mereka akan dapat meruntuhkan tembok keangkara-murkaan yang terbentang di depannya.
Di halaman nan Luas Madras Unzan, tempat dimana seluruh pasukan dari berbagi Madras berkumpul.
Diwan tampak berdiri kokoh dengan penuh keyakinan. Ia akan memulai orasinya. ”Saudara-saudaraku. Hari ini kembali kita berkumpul untuk menunjukkan perjuangan suci.” Menyingkirkan keangkaramurkaan dan penjajah dzolim di negeri ini.
Ini adalah hari yang ke Tujuh kita berada di luar benteng Istana. Kita harus yakin bahwa kita bisa membobol benteng yang dikawal pasukan Sugarda. Dukungan dari beberapa daerah di Najantar masih terus mengalir, demikian halnya dengan pengiriman pasukan semakin menambah besar kekuatan yang kita punya.
Sudah seharusnya, kita yang mengawal negeri, merebut kekuasaan dan menyerahkannya pada penguasa yang sah. Yaitu baginda kita ”Pangeran Peradaban”.
Anda, adalah pengawal perubahan demi kejayaan negeri yang sama-sama kita cintai. Jumlah kita kecil dibanding jumlah pasukan Sugarda yang banyak dengan persenjataan lengkap. Tapi jangan pernah takut, sebab tuhan ada bersama kita.
Pekik kebesaran membahana....!!!!!!
Hari ini adalah momen yang sangat tepat. Tepat sebab nyawa kawan dan saudara kita telah dikorbankannya untuk kejayaan negeri ini. Kemenangan itu akan datang.
Mereka yang telah berkorban untuk negeri kita doakan agar Tuhan memberikan pahala yang setimpal di surganya.
Sebagaimana rencana semula, maka pasukan akan dipimpin Taruna Satu dan Taruna Dua. Dan bergerak sesuai rencana.
Genderang pun dibunyikan bertalu. Ribuan Murid dari berbagai Madras telah berkumpul tanda bahwa perubahan harus dimulai dari para pemangku sejati yang suci memperjuangkan kebenaran dan tegaknya panji peradaban.
Segera Taruna Taruna dan Taruna Dua dengan kudanya maju ke depan pasukan yang telah ramai berkumpul. Siap memberi komando dalam aksi penyerangan berikutnya. Target hari ini adalah membobol benteng Istana. Diantara mereka ada yang mengenakan pakaian dengan kostum Hijau ada juga yang berkostum Kuning sebagai warna seragam pasukan dengan perangnya dan perlengkapan perang yang telah disiapkan. Pasukan berkuda ada dibelakang mengawal pasukan yang berjalan kaki yang membawa genderang dan panji-panji kerajaan serta simbol raja yang sah.
Hidup Najantar...!!!!!!
Hidup Najantar...!!!!!!
Taruna Dua meneriaakkan yel cinta negeri. Sembari mengangkat pedangnya bersama Taruna Satu, Segera pasukan diberangkatkan menuju Istana. Yel cinta negeri pun membahana seiring komando Taruna taruna yang membahana membelah angkasa Najantar. Para Murid Madras terus bergerak menuju Istana Najantar. Di belakang telah disiapkan gerobak pembawa persenjaataan dan sebuah gerobak lagi membawa kayu gelondong besar untuk merobohkan Pintu Gerbang benteng yang terbuat dari bahan yang sangat kokoh.
Sampai di depan Pintu gerbang Istana Najantar. Jam menunjukkan pukul 10.00. Sekitar benteng tampak sepi. Mentari bersinar sangat terik membakar para Murid madras yang sebetulnya telah lama terbakar api yaitu api yang siap mengobarkan dan menghanguskan keangkaramurkaan dan kesewenang-wenagan.

TARUNA TUJUH dan DELAPAN SAAT YANG SAMA SEDANG BERADA DI TIMUR NAJANTAR KEKEH DGN PESAN GURU UNTUK TIDAK SEDIKIT PUN KELUAR DAN CAMPUR TANGAN DENGAN URUSAN NAJANTAR.
Taruna Tujuh dan Delapan itu masih memilih gua sebagai tempat tinggal di tepian pantai dan juga pegunungan sebagai tempat nyaman untuk mempertahankan idealisme dan kehormatan leluhur. Menunggu saat tepat untuk mengembalikan kejayaan dan kemulaian negeri pada tingkat yang sesungguhnya. Jauh dan benar-benar menjaga diri agar tidak bersentuhan dengan segala urusan yang terkait dengan Najantar. Utamanya Taruna Taruna. ia memilih mempelajari kitab para leluhur dan belajar arti kehidupan dari para guru suci. Bercumbu dengan temaram lampu dikala malam melahap buku-buku peradaban dan kitab-kitab penuntun hidup, baginya itulah sebaik-baiknya pilihan. Paling tidak bisa melupakan perlakuan kejam Marajutra terhadap para leluhur dan petinggi klerajaan di zaman Ayahnya masih berkuasa di Najantar.
Ada Tiga ras manusia besar Najantar yang berhak atas tahta Najantar. Pertama ras Jaba mendiami sebagian besar wilayah Najantar Selatan. Beberapa tahun berdiri, Najantar berada dibawah kepemimpina ras Jaba. Ras kedua di Najantar adalah ras Candra dan terakhir Ras Bula.
Semestinya Najantar dipimpin oleh oleh salah satu ras besar itu. Bukan di luar Ras itu. Memimpin sendiri lebih banyak punya resiko dipermainkan oleh negeri seberang Amrozar. Taruna tujuh dan Taruna Delapan adalah keturunan Ras Jaba. Saat penyerangan di Istana yang tengah berlangsung Taruna Tujuh dan Delapan tidak ikut dan ini menjadi tanda tanya besar Rakyat dan warga Najantar pada umumnya. Sebab ada yang hilang dari kepemimpinan. Kita tahu bahwa Taruna Satu dan Dua adalah keturunan ras Bula. Pujangga Diwan yang selalu dijadikan tempat bertanya tentang keberadaan Taruna Tujuh dan Taruna Delapan.
Meski demikian Diwan bukan berarti berdiam diri. Ia sangat paham tentang keberadaan Taruna Tujuh dan Delapan. Tapi ia sangat menghargai kehendak Taruna dan penasehat atau gurunya untuk tetap di negeri Jogala. Namun rakyat terus mendesak agar Taruna Tujuh dan Delapan dapat hadir dan menemui mereka di Najantar. Atas permintaan ini, Diwan pun memenuhinya. Maka dikirimlah utusan untuk menemui Taruna Tujuh dan Delapan di Jagola.
Katakan pada Diwan, bukankah dia juga tahu bahwa kemenangan akan menjadi milik kita. Maka kehadiranku di Najantar sepertinya belum perlu.
Tapi rakyat sangat menghendaki kehadiran tuan. Utusan meminta kesedianan Taruna Tujuh untuk bersedia menemui rakyatnya.
Hal yang sama juga terjadi saat meminta Taruna Delapan untuk datang di Najantar. Salam hormatku untuk Diwan. Aku dan kakaku Taruna Tujuh, belum berkeinginan kembali ke Istana. Kami ingin menikmati negeri kecil ini dibawah pemerintah yang sangat menghargai dan menghormati kami. Menjadi orang biasa yang bekerja di ladang sebagaimana rakyat pada umumnya..!!!
Saya yakin Diwan mengerti apa yang menjadi kemauan kami. Taruna Delapan mengakhiri dialog sore itu. Sementara utusan Diwan tak dapat berkata apa-apa. Ia hanya mengangguk dan menuruti apa yang dikatakan Taruna Delapan. Sesudahnya berpamitan untuk kembali ke Istana Najantar.

SEMENTARA ITU, SORE HARINYA
Taruna Sembilan punya kesempatan melihat lebih dekat Peristiwa ‘98. sebab dari tempat tinggalnya perbukitan Cilian, ia dapat leluasa melihat seluruh yang terjadi di Najantar. Taruna ke-sembilan, adalah salah satu yang menyaksikan secara langsung kenyataan negeri yang mulai terpuruk dengan rusaknya Sumber Air di Najantar. Banyak mata air kering, kalaupun ada air itu justru menjadi racun bagi kehidupannya bahkan merusak tanaman. Banyak tanaman rusak. Permintaan orang tua dan gurunya menjadikan taruna ke-Sembilan harus memperdalam ilmunya untuk bekal kehidupan. Salah satunya adalah sumber Air Lawendo yang menggenangi sebagian wilayah Najantar Timur dan menghancurkan lahan pertanian warga.
Di atas Bukit Cilian, Taruna Sembilan menyaksikan bagaimana pasukan ‘98 membakar dan membumi hanguskan seisi negeri. Ibukota mengalami kelumpuhan. Penduduk mengalami ketakutan dan trauma yang sangat dalam. Taruna berkeinginan mencegah laju pasukan. Tapi selalu dia urungkan niatnya sebab Mr. Guna melarang. Ratusan orang terbunuh hingga ribuan. Dan itu terjadi di depan matanya. Tanpa bisa berbuat apa-apa.
Prajurit Istana pun Tiada biasa berbuat apa-apa. Tidak ada yang mampu menghentikan seluruh kekejaman yang dilakukan. Di satu pusat belanja Najantar berjaga beberapa aparat  Najantar. Mereka hanya bisa menyaksikan bagaimana bangunan tempat perbelanjaan dihancurkan. Sesekali mereka hendak menghentikan gerak pasukan tetapi hanya dengan tatapan tajamnya, pasukan ’98 mampu menghentikan langkah aparat Najantar. Hingga tak mampu berbicara. Bahkan dengan tatapan itu membunuh pun bisa dilakukannya.
Saya tahu pasukan ’98 bukanlah para Murid dari Madras karena Murid Madras tidak ada yang memiliki keuatan itu. Meski gerakan pasukan itu terjadi setelah adanya gelar pasukan oleh para Ksatria dari berbagai madras. Guman Taruna Sembilan menepis anggapan banyak orang bahwa kerusuhan dan kerusakan dilakukan oleh gerakan para Murid Madras. Rakyat biasapun bisa menilai bahwa perbuatan ini bukan dilakukan oleh para Murid Madras. Murni perlawan yang dilakukan Murid Madras semata-mata untuk membobol Istana dan meminta Sugarda Turun dari jabatannya.
”Ke arah Timur menuju gua, Taruna berlari dan masuk ke dalam gua serta mendapati paman masih asyik dengan Kitab yang dibacanya....” Paman tidakkah paman melihat Najantar sedang dalam kehancuran, dan kesana kita akan membantu!!!! Menyelamatkan yang dianiaya dan memapah mereka yang terluka. Taruna Sembilan mendesak Pamannya untuk segera beranjak.
Masuklah kedalam dan pelajari lebih dalam ilmu main pedang. Itu lebih baik darimu dan sangat bermanfaat.
Paman...!!!! Sesungguhnya aku benar-benar akan belajar ilmu pedang. Dan itu terjadi dengan membantu saudara-saudara kita yang sedang diserbu pasukan ‘98. Taruna Sembilan setengah memaksa. Pamannya belum menjawab seperti ada kecewa dalam yang sangat dalam dirasanya. Rasa dendam pada Najantar dan kecewa sedang di alaminya. Sehingga wajar jika Taruna masih saja berpikir untuk Najantar tentu satu hal yang sangat bertentangan dengan harapan Pamannya.
Tidakkah kau bisa paham bahwa Najantar bukan lagi Najantar yang dulu. Najantar sudah mati saat Najantar mau berlindung dibawah ketiak Marajutra. Dan ketahuilah Pasukan ‘98 adalah pasukan Marajutra. Seandainya kau keluar, maka saat kau jejakkan kakimu di atas bumi Najantar, saat itu pula seluruh rencana besar kita akan gagal sebab Marajutra justru akan menarik pasukannya di barisan depan serta menunggu putra-putra pewaris Najantar keluar semua. Dan saat itulah ia kan membantai kalian semua....!!!!
Paman sepertinya sangat membenci Najantar????
Kenapa Paman.? Taruna menegaskan. Dan Mr. Guna tidak juga bergeming. Dia tampak kecewa dengan pertanyaan Taruna Sembilan itu.
Jika benar paman dendam dengan Najantar, Apakah dengan hanya diam dalam gua dan membaca Kitab yang paman banggakan itu bisa membalas dendam paman.
Jaga mulutmu!!!! Mr. Guna naik intonasi Mr. Guna yang berarti marah atas apa yang baru dikatakan Taruna Sembilan. Merah wajahnya menyiratkan kemarahan itu dalam tensinya yang tinggi. Tidak biasanya pamannya marah. Orang tua yang dikenal sangat lembut di hari-harinya, kini tampak sangat marah. Tentu ini adalah hal yang sangat serius. Dan tentu ada rasa yang telah lama dipendamnya terkait dengan Najantar.
Taruna Sembilan, kau adalah salah satu dari harapan kami yang terpencar antah dimana. Ikatan Taruna yang ada kini telah tercerai berai. Jika engkau meninggalkan gua ini dan pergi ke Najantar. Maka resiko itu akan sangat berbahaya buatmu. Marajutra sedang mengintai keberadaanmu. Karena kau adalah satu dari Ikatan Sembilan.....!!!! garis warna hitam yang melingkar di lehermu (Taruna Sembilan meraba lehernya dan menyadari telah ada garis hitam melingkar di lehernya) ............... adalah garis Ikatan Sembilan. Dan ikatan sembilan adalah melekat sejak lahir di leher para kstria. Ksatria yang akan menyelamatkan Najantar dari Begundal Marajutra yang bengis dan kejam.
Diambilnya kitab ”Kadbala” dari meja batu dihadapannya dan digenggamnya erat-erat. Sangat erat. Tiba-tiba dari kitab itu keluar cahaya yang sangat terang hingga menyinari seluruh ruang dalam gua.
Atas nama kitab ini. Pergilah jika engkau menghendaki kembali ke Najantar. Tapi ingatlah satu hal. Darah yang mengalir dalam tubuhmu akan kembali mengantarkanmu pada jalan para pewaris.
Tapi paman ......!!
Pergilah dan temui saudaramu. Mr. Guna memotong dan memberi kebebasan pada jiwa Taruna untuk memenuhi ambisinya. Satu tempat yang hanya bisa kamu tempati setelah kau bantu saudaramu adalah Madras. Sebab tempat itu adalah salah satu tempat dimana saudaramu yang lain berada.
Taruna Sembilan, ketahuilah bahwa pasukan ‘98 hanyalah pasukan bayangan yang sengaja dibentuk Marajutra. Simbol-simbol yang dia kenakan pun atas nama Marajutra. Dengan cara itu Marajutra dapat kembali berkuasa atau dekat dengan kekuasaan yang nantinya akan memimpin Najantar.
Pergilah. Tiba-tiba Cahaya dalam  ruangan itu menghilang dan suasana dalam gua kembali menjadi gelap.
Taruna Sembilan tercengang melihat apa yang terjadi di depannya. Mr. Guna tampak sangat berwibawa dengan nada kerasnya. Seperti ada sesuatu yang sangat dalam ingin dia ceritakan. Mungkin tentang sejarah para leluhur yang sangat ia pegang teguh. Atau juga tentang cita-citanya yang hingga hari ini belum terpenuhi.
Mr. Guna. Dimana engkau??? Mr. Guna....!!!!! Lengang dalam gua. Tanpa suara. Tiba-tiba ruangan itu berubah menjadi sangat sepi sama persis dengan ruangan gua yang tak pernah dijamah manusia.. Hening...?! Dia telah pergi. Gumam Taruna Sembilan. Aku telah mengecewakannya, Maafkan aku paman??!!! Taruna menyesali perbuatannya yang suka melawan dan menolak ikut tergabung dalam pasukan langit. Kemana Mr. Guna perginya hingga hari ini tak pernah terdengar kabarnya. Tentu dia sedang bersama kawan-kawannya membangun idealisme dan melatih pasukan yang akan ia terjunkan saat melawan Marajutra. Nanti di satu hari yang telah ditentukan. Selamat Berjuang Paman.....!!!!!!
Taruna bergegas keluar meninggalkan Gua yang telah lama ditempatinya bersama Mr. Guna dan beberapa kawannya yang lain. Saat kakinya hendak melewati batas pintui gua. Tiba-tiba muncul goncangan keras hingga membuat Taruna nayris terjatuh. Taruan mengira di tempat itu ada gempa. Diperhatikan situasi sekitar. Dan kembali goncangan keras dirasanya.makin keras lagi tepat di depan pintu gua. Batu-batu gua berjatuhan dan diluar perkiraan Taruna Sembilan gua yang terbuka tiba-tiba merapat untuk kemudian menutup tanpa terlihat lagi sebagaimana cekungan atau lorong gua.
Tiba-tiba terdengar suara. Anakku... engkau benar sudah saatnya kau turun ke Najantar dan bertemu dengan saudara-saudaramu. Ilmu yang kau dapat di gua ini sudah cukup memadai. Suatu saat jika dalam dirimu terbangun niat untuk menggunakan panah Sada, maka kau akan kembali mendapati pintu gua terbuka......!!!! Berangkatlah. Taruna tertegun dan berucap untuk mengiyakan apa yang disampaikan dari suara yang terdengar keras lagi lantang. Ya... suara itu tidak lain adalah suara Mr. Guna.
Baik Paman.
Taruna Sembilan bergegas lari kencang. Membelah hutan di bukit Cilian. Langit diatas Najantar terlihat makin memerah. Saat itu telah menunjukkan senja sekitar jam 04 sore. Saat taruna masih berlari kencang memastikan diri untuk membantu mereka korban dalam bencana oleh pasukan ’98. Untuk memastikan arah Taruna berhenti sejenak dan melihat lorong sebelah barat daya adalah arah yang tepat. Di depan pandangannya terlihat kepulan asap bangunan warga yang terbakar. Asap itu membubung ke atas.  Sesampainya di atas gundukan tanah yang relatif tinggi Taruna dapat menyaksikan lebi jelas fenomena kerusakandan pengrusakan yang dilakukan pasukan ’98.
Sungguh sangat biadab....! Taruna miris dengan apa yang dilihatnya.
Semua sudah terlambat. Jasad terbakar bergelimpangan. Bangunan, pasar, dan pusat kegiatan Istana habis terbakar

GELIAT PENDIDIKAN ISLAM


GELIAT PENDIDIKAN ISLAM
 Oleh: Arif Budiman[1]

        Perjalanan panjang menuju cita-cita terciptanya kehidupan masyarakat berbangsa yang berakhlak Islam telah dilalui dengan proses yang panjang. Ada narasi besar yang membentang disana yaitu proses pendidikan menuju terbentuknya generasi yang bertaqwa yaitu Generasi yang berguna bagi bangsa dan agama. Narasi besar itu bernama penyelenggaraan pendidikan Islam. Ia tumbuh menggeliat di tengah arus besar terpaan budya barat yang materialistik dan kegelisahan kita akan nilai keislaman yang tergerus dari akarnya.
      Peran pendidikan Islam menjadi ujung tombak yang semestinya harus terus dikembangkan. Mengabaikan pendidikan Islam sama artinya mengabaikan harapan dan mimpi diri sendiri tentang masyarakat yang berakhlakul karimah tau masyarakat yang Islami.
Sebagai garda perubahan dalam kehidupan berbangsa, maka pendidikan Islam tidak luput dari adanya banyak persoalan. Setidaknya disini ada beberapa problem utama yang ingin dikemukakan. Pertama, Masih kurangnya profesionalitas dalam penyelenggaraan pendidikan Islam (untuk tidak mengatakan tidak ada) sebab geliat menuju kesana alhamdulillah sudah mulai terlihat. Jika pendidikan Islam tidak peduli dengan cita-cita profesionalitas maka pembentukan kualitas generasi Islam yang kita inginkan tak akan pernah jadi kenyataan. Lagi-lagi harapan itu hanya mimpi dan angan-angan.
       Ke depan kita tidak ingin harapan itu hanya menjadi sekedar mimpi dan mengawang-awang. Harus ada keinginan kuat bersama dari semua elemen baik itu ulama, masyarakat dan juga utamanya pemerintah untuk peduli dengan pendidikan Islam sebagai salah satu pilar utama pembentukan karakter kebangsaan. Harus ada kerjasama sinergi yang mampu menggolkan tujuan pendidikan Islam ke arah kemajuan.
Diantara beragam persoalan yang dihadapi pendidikan Islam yang lain adalah potensi besar yang tak terakomodasi, Islam dan umat Islam memiliki sumber daya yang melimpah dan potensial. Sumber daya itu bisa digambarkan seperti energi bebas yang menanti penyatuan sehingga menjadi kekuatan yang menggerakan. Itulah potensi Islam. Pada kekuatan dan potensi-potensi besar yang ada itu kita menaruh harapan. Pada kekuatan kekuatan yang mahadahsyat itu kita menunggu tangan-tangan kreatif yang mampu mengumpulkan energi bebas itu menjadi kekuatan yang menentukan.
      Pengalaman yang pernah dialami dan mengesankan raport buruk pendidikan Islam yang terkesan tertinggal, tidak disiplin adalah pelajaran paling berharga untuk senantiasa diadakan perbaikan. Cara pandang lama yang melemahkan idealitas itu harus segera ditingalkan. Cara pandang yang melihat pendidikan apalagi pendidikan agama atau Pendidikan Islam bukan satu hal yang penting harus ditinggalkan. Justru inilah saat yang tepat untuk mengedeankan pendidikan agama sebagai basis kebangkitan nilai spiritualitas yang selama ini hilang.
      Harus ada perubahan paradigma dalam melihat pendidikan bukan sekedar transfer pengetahuan. Pendidikan adalah ibadah, sarana yang efektif untuk menyebarkan ide-ide kecintaan pada Allah. Kekecewaan pada sekolah-sekolah Islam yang ada selama ini harus disikapi sebagai hal positif dan bukan sebaliknay larut dengan kekcewaan. Larut dalam kekecewaan adalah tindakan kontraproduktif yang justru melahirkan kelemahan ketertinggalan pendidikan Islam. Sudah saatnya pendidikan Islam tampil sebagai garda terdepan yang mengusung tema-tema perubahan menuju masyarakat dan bangsa yang kokoh dan berwibawa. Wallahu’alam Bishowab.


[1] Arif Budiman, Guru Sejarah MAN 21 Jakarta. Alamat Jl Sarang Bango No2 Marunda Cilincing Jakarta Utara. E-mail:tirta_pawitra@yahoo.co.id

DARURAT MORAL

 Sejumlah fakta moralitas yang sangat mengerikan kini tersaji dengan sangat nyata dalam keseharian kita. Anggota Dewan yang melakukan tindakan asusila di Gedung DPR MPR, atau anggota dewan yang membuka Situs Porno saat Sidang. Atau tentang Guru yang tanpa malu juga membuka situs porno di sekolah. Ada juga murid yang berciuman di kelas atau anak remaja pada umumnya yang memilih tempat gelap sebagai tempat berciuman dan lain-lain. Belum lagi panggung politik negeri yang diwarnai politisi dan pejabat korup yang tak pernah malu dengan kelakuan dan kesalahannya sebab dirinya tidak pernah merasa bersalah. Mereka tidak bersalah sebelum ada bukti sebab ukuran salah di negeri ini harus ada bukti. Selama belum ada bukti maka seseorang belum bisa dinyatakan bersalah padahal sudah nyata-nayat melakuakn kesalahan. Hukum positif mengharuskan adanya bukti yang sifatnya sangat fisikal.
Ini adalah kegelisahan pribadi, yang penulis yakini sebagai kegelisahan kolektif yang semesartinya orang lain yang juga sama-sama meiliki potensialitas yang sama saat berbicara tentang realitas moral di sekitar kita.. Aneh jika manusia berbeda dalam hal ini. Saya kira saat manusia tak gelisah dnegan keadaan ini, yang terjadi pada orang itu adalah manusia yang mengingkari hati nuraninya. Salah menjadi benar, benar menjadi salah dan lain sebagainya. Pintar jadi bodoh dan lain sebagainya. Ukuran ini menjadi berbalik atau diputar baik tanpa standar yang jelas. Hingga manusia tak mampu membedakan criteria moral itu. Mana yang benar dan mana yang salah dan seterusnya.
Tema moral adalah tema abstrak yang ada dalam jangkauan ide. Ia berbicara tentang nilai yang berujud realitas tak terindrawi. Ia adalah fenomena jiwa. Tentang baik benar, baik tidak baik, patut tidak patut dan penting dan tidak penting.  Dalam diri manusia telah ada potensi atau kemampuan untuk membedakan dua hal. Tuhan menganugrahi manusia kemapuan otak untuk memilah mana yang mengarah pada kenaran dan man yang mengarah pada keburukan.
Interaksi mensyaratkan adanya komunikasi dan kontak. Sementara pelaku interaksi itu manusia sebagai mahluk super kompleks. Kata Koentjaraningrat ada tiga hal utama dalam diri manusia yaitu Pengetahuan, Perasaan dan Dorongan Nurani. Maka setiap yang dilakukan dalam kehidupan dan ruang sosial kita dipengaruhi oleh ketiga faktor yang datang dari diri individu. Saya ingin menggunakan mekanisme interaksi ini yang sebetulnya adalah kajian sosiologi sebagai alat analisis moral. Walaupun sesungguhnya ia bisa dikaji dari aspek agama dan etika. Moral adalah entitas dalam diri manusia yang merupakan potensi rasa dan dorongan Nurani. Koentjaraningrat menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh kerja otak dan Jiwa yang padu.
Orang seringkali berbeda dalam melihat ukuran Moral. Satu orang menilai pelangaran itu diganjar 3 hari, yang lain diganjar satu minggu. Atau ada yang menialia jika anak melakuan tindakan asusila itu sebaiknay dikeluiarkan dari sekolah. Ada juga orang yang menganggap apa yang terjadi di lingkungan hubungan seks bebas, pacaran remaj ayanf berlebihan. Berpacaran atau berciuman di pinggir jalan dinilai sebagai hal yang biasa. Sejak kapan kita telah menganggap hal semacam itu sebagai hal yang biasa. Bagi saya ini sangat menggelisahkan. Ini tidak sepantasnya dilakukan sebab melegalkan atau mengijinkan hal itu terjadi sama saja kita telah member kebebasan pada aksi bejat yang akan berkembang.
Hubungan atau adanya rasa seksualitas adalah hal wajar, cumin batasa nilai kita. Ketimuranm kita sangat mengatur adanya hal ini. Ada tempat ada waktu. Ada saat dimana itu akan lebih indah dirasakan jika menempuhi sebuah aaturan atau ketentuan yang disepakati. Intinya dunia social kita adalah dunia yang sangat menghargai aturan dan nilai. Tanpa itu kita akan berantakan atau kacau balau.
Dunia maya yang hamper setiap hari kita jelajahi adalah dunia tanpa tuan tak ada aturan atau norma yang berdiri kooh diatas nilai yang sama. Yang ada adalah setiap individu akan menemukan benturan nilai dalam internet dengan kemampuannya dirinay sendiri. Pemerintah lewat Men Kominfo pernah membatasi adanya situs porno, nampaknya tak mampu secara optimal sebab situs porno tetap dapat diakses dengan mudah.
Lalu bagaimana dengan nasib moral anak-anak kita di tengah terpaan perubahan yang tak kenal waktu. Memborbardir eksistensi banguann moral yang selama ini kita jaga.
Saatnya bangkit dan menyadari bahwa keadaaan moral anak bangsa kita hari ini sngat memprihatinkan.

Sabtu, 26 Mei 2012

AKU TAK TAK TAHU UNTUK SIAPA SURAT INI AKAN DITUJUKAN


AKU TAK TAHU UNTUK SIAPA SURAT INI AKAN DITUJUKAN
Oleh: Arif Budiman


Rasanya terlalu lelah berita tentang ironi kebangsaan kita. Mulai dari penjajahan Sumber Daya Alam, hingga Pembodohan tiada berujung pada Sumber Daya Manusia. Siapa yang bisa menjamin anak kita bergaul dengan baik di luar sana. Siapa yang bisa memastikan apa yang disampaikan anak kita adalah benar tentang apa yang baru saja dilakukannya di luar sana.

Apa kita guru dan orang tua juga tahu bahwa telah terjadi hal paling mengerikan terjadi pada anaknya, yang karena kejadian itu seluruh cita-cita dan harapannnya kandas. Tak ada satupun orang yang mau bersahabat dengannya. Kita terlalu sibuk dengan urusan kita.

Bukan penjahat fisik yang kita takutkan. Bukan perampok pula perampok yang menguras seluruh brangkas kekayaan yang kita punya. Walau beberapa waktu yang lalu penjahat jenis ini masih ada sebagai mana adanya di zaman kebodohan. Itu juga masih sangat mengerikan. Belum pelecehan seksual sopir angkot pada wanita, sangat mengoyak rasa keamanan kita.

Aku nyaris tak bisa memastikan kepada siapa Surat ini aku sampaikan. Sebab sesungguhnya Penjhat yang biasanya kita takutkan ada di tempat-tempat gelap atau jalan sepi untuk merampas motor dan barang lainnya. Kini penjahat itu ada di dekat kita. Penjahat itu adalah teman kerja atau Komputer kita, Internet yang setiap saat menyala.

Bukankah setiap saat Internet itu menyala untuk mereka dan kita memberikan secara cuma-cuma. Ruang Maya adalah wilayah tak bertuan yang segala macam hal dapat tersaji disana. Kita pun tak bisa setiap saat menjaganya. Ia bisa masuk lewat pintu mana saja. Anak kita tak bisa menghindarinya.

Aku tak tahu Untuk Siapa Surat ini kutujukan.. Aku hanya tahu bagaimana laku anak kita. Batas Moralitas itu telah nyaris tiada atau hilang sama sekali. Kepandaian anaka kita dalam pelajaran agama bukan jaminan mereka aman dari perilaku menyimpang dan ini sangat mengerikan.


Tolong jaga anak-anak kita, tolong selamatkan masa depan mereka, Kembalikan ruang aman buat mata anak-anak kita dan juga kita sendir sebagai orang tuanya. Tolong dengarkan cerita kami, karena sesungguhnya kamipun tak berdaya. Aku rindu pemimpin kuat yang bisa memberi rasa aman untk Jiwa Bersih kita.

(Dudy, 2012).


KESALAHAN YANG SAMA:



KESALAHAN YANG SAMA:


Oleh: Tirta Pawitra



Berdiri mmandang lautan di muara hrpan. saksikan akhir arus yang dulu kulihat sgt mengerikan. kini pecah bersama glombang

Semburat mega di Petala Langit Ujung Jakarta menyisakan pertanyaan tak biasa. Sebab mentari pergi terlalu cepat. Gerak mentari senja sangat jelas kulihat. Tak biasa aku melihat geraknya. Tak memberi kesempatan padaku untuk mengabadikan gambarnya... Entah ada apa. Muara BKT senja berganti gelap sangat cepat. Ada Apa..?? 

Kini sejuta gemintang bergelayut di atas awan menyenandung malam yang tenang, dan angin bertiup menyebar dingin terasa dalam tulang. Ktahu secamgkir kopi akan menuntaskan problem dingin ini. Aku ingin menikmati malam ini. mencatat cerita yang yang nyaris tak terlukiskan..

Aku adalah laki-laki yang ditinggal zaman, hari ini engkau yang pergi meninggalkanku, esok mungkin dirimu, dirimu dan dirinya dan dirinya. Semua orang pergi meninggallkan aku yang masih saja duduk di tempat lama, tak jua beranjak dari mimpi dan keinginan yang tak kuasa.

Hingga rambut ini berganti warna. Hingga semua orang juga akan bertanya arah mana yang kusuka. Kendaraan mndar-mandir depan Lembaga. Sepertinua Rorotan akan selalu ramai seiring ide Urbanisasi dan iklim investasi yang menjadikan pertigaan Primagama tak pernah sepi.

Sejauh ini tentu kau tahu aku sedang ada dimana,,, Maklum Laptopku rasanya sudah tak sanggup menanggung memori begitu banyak tentang kisah yang tak pernah selesai. Sebab Ini adalah kisah sepanjang zaman. Kisah yang mengalir bagai air yang mengalir di kaki gunung Slamet sana...

Kupinjam tempat ini. Aku ingin tetap menulis dan membuat cerita untukmu. Kupinjam Komputer ini sebab aku nyaris tak bisa lepas dari komputer, mungkin karena hampir setiap hari aku ditemani Laptop itu. Iyaaa Laptop itu kini terdiam di laci. tanpa aku bisa membuatnya menyala. Aku juga sudah tak tega meminta bantuannya untuk melanjutkan kisah ini...

Sejauh ini aku sangat yakin. Aku masih percaya pda airmata di perjalanan itu. AKu juga tambah percaya saat ia memintaku menghentikan cerita ini.

Aku adalah seorang Wartawan dari Koran Ternama di jakarta. namaku Rahman Hakim. Pekerjaanku memang sudah setiap harinya menulis. Membuat reportase dari sebuah event yang sebetulnya tidak terlalu penting harus dibuat menjdi penting. Malam ini aku tinggal di kantornya. Sejkedar meredakan gejolak tanya yang lama menunggu jawaban.

Kuctat baik-baik apa yang menjadi harapannya. 'Kuingin Mas bisa menjadi laki-laki yang kuat, tidak bayak mengeluh" tempat aku bersandar dan bukan sebaliknya..."

Nyatanya aku tidak bisa menjadi laki-laki kuat itu. Jangan meminta lebih dari apa yang kupunya. Jawabku lumayan tajam rupanya hingga Ia menurunkan tensi bahasanya yang tadinay terasa tinggi...

ika cerita yang sama yang akan kau tuturkan, maka aku memilih kembali ke jalanku. Aku yang hanya bisa mencatat dan menulis. Aku yang hanya mampu menilai dengan ukuranku. Aku tak bisa menjadi apa yang kau inginkan.

Sudah kubilang aku ingin mendengar lagu yang bisa kunikmati maknya. lagu Sederhana yang kaya dengan petuah Jiwa.

Jika cerita yang sama yang hjendak kau ceritakan. Aku memilih diam dan hanya bisa mendengar. Aku sudah sangat tahu akhir ceritanya. Tidak adakah cerita lain yang bisa membuatku lebih mampu memerankan diri sebagai manusia. 

Jika tetap sama,,

Maka berlarilah menuju satu tempat yang kau yakini akan mampu memenuhi semua harapanmu. Yaitu orang-orang yang mau mendengarkan ceritamu...

Tadinya, aku ingin mnobatkanmu sebagai akhir dari sebuah cerita. tapi bagaimana bisa....!!! Saat aku menulis kau sudah melarangnya. Engkau masih menganggap cerita lama itu ada, nyatanya tiada. Tidak ada kisah lama itu. 

Engaku tak percaya dan tak pernah mau bercerita.,,,
Diam menjadi senjata. Sikap yang menjadikanku nyaris tak bisa bernafas.

Maafkan biarkan aku menjadi aku....!!!

Maafkan aku yang tak bisa memenuhi harapanmu. Maafkan aku yang terbukti tak bisa melindungimu. Maafkan aku yang yang telah membuatmu ragu....

Engkau Bisa Menentukan Sikap Atas Keadaaan Kita...
Sebelum Terlambat...!!!
Itu artinya Kita Telah Melakukan Kesalahan yang Sama.

(Rorotan, 26 Mei 2012)

PETA KONSEP





PETA KONSEP

    PETA KONSEP
Peta Pikiran 
Peta konsep atau peta pembelajaran adalah cara dinamik untuk menangkap butir-butir pokok informasi yang signifikan. Mereka menggunakan format global atau umum, yang memungkinkankan informasi ditujukan dalam cara mirip seperti otak kita berfungsi dalam pelbagi arah secara serempak.Penelitian yang dilakukan oleh Robert Ornstein dan lain-lain telah menunjukkan bahwa proses berpikir adalah kombinasi kompleks kata, gambar, scenario, warna dan bahkan suara musik. Dengan demikian, proses menyajikan dan menangkap isi pelajaran dalam peta-peta konsep mendekati operasi alamiah dalam berpikir.Otak dapat dipandang sebagai hutan raya tempat puluhan ribu pohon dengan ratusan ribu cabang besar, jutaan dahan dan miliaran ranting. Peta konsep dibuat dengan cara yang sama seperti halnya informasi disimpan pada cabang-cabang dari tema sentral-meskipun skalanya jauh lebih kecil. Dalam menyusun peta konsep gaya pemrosesan belahan kiri dan belahan kanan otak dilibatkan. Ketika informasi baru diserap dengan menggunakan peta-peta konsep, kapasitas penyimpanan meningkat pulaSesungguhnya, bagi kebanyakan orang, gaya tradisional menuliskan gagasan secara linier, di kertas bergaris, dengan menggunakan satu warna, monoton (biasanya biru, hitam, atau abu-abu)  adalah kebiasaan yang sudah sangat dalam tertanam. Karenanya hal tersebut menjadi membosankan. Melatih kembali otak untuk menarik ide-ide yang memancar dari citra dan gambaran pusat dari sebuah pembelajaran sesungguhnya membutuhkan praktik dan kesabaran. Triknya adalah mempraktikan keterampilan hingga menjadi bersifat otomatis.Anda akan menyaksikan bahwa peta konsep memungkinkan Anda mencatat banyak sekali informasi dalam satu halaman dan memperlihatkan hubungan antar berbagikonsep dan ide. Penggambaran secara visual membantu Anda berpikir tentang suatu subyek secara global dan memungkinkan keluwesan (fleksibilitas) pemikiran . Pada sebuah peta Anda secara harfiah dapat melihat struktur subyek yang bersangkutan dalam cara yang mustahil dilakukan dengan kerangka yang linear. Anda dapat melihat tema-tema terpisah namun juga ubungan-hubungan antar tema. Pencatatan secara linear tidak dapat menjaga kita agar tetap sadar akan kompleksitas pemikiran.  
TIPS Membuat Peta Konsep 
Mulai dengan Topik di Tengah-tengah Halaman
Awali dengan menuliskan tema pokok di tengah-tengah halaman. Ini mendorong Anda mendefinisikan gagasan inti subyek yang tengah Anda pelajari-titik awal pembelajaran yang efektif.Buatlah tema pokok inti ini dengan ukuran cukup kecil sehingga Anda punya cukup ruang untuk memperlihatkan dengan jelas sub-sub tema di sekelilingnya. Mereka dapat dihubungkan dengan tema pokok memakai garis, seperti jari-jari roda. 
Gunakan Kata-kata Kunci
Sasaran peta konsep adalah hanya menangkap fakta-fakta penting yang, ketika ditinjau ulang, akan memicu ingatan terhadap seluruh subyek pelajaran. Anda akan mendapati bahwa ini umumnya menggunakan kata kerja dan kata benda kunci. Hal-hal lainnya adalah informasi ‘’yang diisikan di dalamnya’’ yang memasok pikiran Anda ketika ia telah ‘’disentak’’ oleh peta-peta konsep. 
Buatlah Cabang-cabangnya
Berpijaklah pada tema pokok Anda keluar ke semua arah. Batasilah cabang utama antara lima dan tujuh 
Gunakan Simbol, Warna, Kata, Gambar dan Citra-citra lainnya
Kombinasi berbagi gaya menjadikan peta konsep lebih mudah diingat. Untuk keragaman tambahan, variasikan ukuran kata di peta tersebut. Tulis kata-kata atau fase-fase kunci dengan huruf capital tebal. Batasi kata-kata seminimal mungkin. Gunakanlah symbol-simbol yang mudah diidentifikasi-tanda kali, tanda cek, tanda seru, tanda Tanya, gambar jantung, segitiga dan sebagainya. 
Buatlah seperti Bilboard
Gunakan ruang bersih putih antar informasi sedemikian rupa sehingga kata atau gambar/citra jelas terpampang. Buatlah ia setebal mungkin, mencengangkan, dan ‘’mudah diingat’’. Buatlah menarik. Buatlah kata-kata yang penting lebih menonjol daripada yang lain.
 Buatlah berwarna-warni
Berilah penekanan pada berbagai butir atau tema pokok dengan menggunakan warna-warna yang padu. Buat sejelas yang Anda mau. Praktik menjadikan lebih sempurnaJangan harap Anda langsung benar untuk pertama kali. Pada kenyataannya, alangkah lebih baik Anda menggambar ulang peta konsep Anda. Melakukannya dua tiga kali akan membantu Anda mengingat detail-detailnya. 
Melakukannya Sendiri
Anda tidak harus menjadi seorang seniman lukis untuk dapat membuat peta konsep. Yang penting yaitu mengembangkan gaya Anda sendiri. Gunakan sebanyak mungkin gambar yang dapat Anda buat. Tony Buzan, misalnya, menekankan benar kebutuhan akan penggambaran secara visual.
Tetapi, sekali lagi, tidak usah membuat lukisan yang artistic. Jauh lebih bermakna jika Anda mengembangkan gaya personal Anda sendiri, menciptakan peta-peta yang dapat Anda pahami dan yang akan membantu Anda mencerap informasi ke dalam ingatan jangka panjang Anda. Coba sedikit lebih kreatif dengan setiap peta konsep baru yang Anda gambar.


(http://motivasik.multiply.com/journal/item/5)

LOMBA PENULISAN NOVEL ROMANCE qanita 2012

LOMBA PENULISAN NOVEL ROMANCE qanita 2012

Pengin nerbitin buku, jalan-jalan gratis ke bali, plus uang senilai jutaan rupiah?
Ikuti Lomba Penulisan Romance Qanita 2012!
Caranya mudah:
1. Tema naskah bebas.
2. Naskah merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah di publikasikan di media manapun.
3. Panjang naskah 80-100 halaman A4, spasi 1,5, Times New Roman 12, disertai sinopsis singkat sepanjang satu halaman.
4. Pengiriman naskah disertai dengan fotocopy identitas diri (kartu pelajar,KTP, atau KTM) dan biodata lengkap penulis.
5. Naskah dikirim dalam bentuk hardcopy sebanyak 1 (satu) eksemplar ke alamat:
Mizan Pustaka
Jl. Cinambo 135 Cisaranten Wetan
Ujung Berung - Bandung
6. Sertakan pula softcopy naskah ke e-mail qanitaromance@yahoo.com
6. Naskah dikirimkan mulai tanggal 14 Mei 2012 sampai dengan tangal 14 Juli 2012 cap pos.
9. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat, termasuk keputusan bila dianggap tidak ada pemenang yang layak.

Hadiah:
Pemenang pertama: Uang tunai Rp. 5.000.000, kontrak penerbitan, paket buku dari Penerbit Mizan, dan Paket Wisata Literer ke Ubud Writer's Festival.
Pemenang kedua: Uang tunai senilai Rp. 4.000.000, kontrak penerbitan, serta paket buku dari Penerbit Mizan.
Pemenang ketiga: Uang tunai senilai Rp. 3.000.000, kontrak penerbitan, serta paket buku dari Penerbit Mizan.

Pengumuman pemenang akan diselenggarakan pada 30 Juli 2012 di website www.mizan.com

KATA MUTIARA


KATA MUTIARA
sore yg dingin menuju bulan kering, angin dr timur menyerang, adakah kbarny, msh ingin pulang bertemu bapak n mama yg akan sberangi lautan

ratusan bahkan ribuan kata berbaris, menanti dpt dirangkai dalam kalimat indah, atau puisi cinta yg mengalir bagai angin senja tanpa mega, atau lagu sederhana ttg kejujuran jiwa...
sob, aq pergi dulu. sebentar saja koq.. aq mau liat sungai sebentar. lama aq ga ksana, skedar membeli kopi sambil mnikmati senja inspirasi kita,

air kelapa yg kita minum langsung dari batokny adalah air asli tanpa kontaminasi meski pohon kelapa itu tumbuh di areal sampah2 industri, demikian halny bayi yg lahir dari seorang wanita yg paling hina skalipun..

Jika engkau telah merasa yakin dengan tempatmu berpijak, maka jadikan itu sebagai patokan. tetap jaga keyakinan itu. jangan bergeser dari keyakinan itu. sebab bisa jadi sedikit saja engkau bergeser dari tempat dan keyakinan itu,, bisa jadi emnggeser semua hal yang ada dalam diri kita termasuk cita-cita yang bisa jadi menjadi makin lama....

Selalu ada jalan terbaik yang menjadikan kita merasa enak dan nyaman meski orang lain menilai jalan itu tidak pantas, buruk atau rendah. selalu ada mimpi yang menyemangati kita untuk selalu menemukan dan menyusuri jalan-jalan yang mungkin terasa asing tapi sesungguhnya sangat mengasyikkan.Nikmati jalan itu, rasakan indahnya suasana dalam perjalanan itu dan pastikan bahwa apa yang kita tuju menjadi kenyataan...

alahkah para pedagang kaki lima itu hingga harus kucing kucingan dgn petugas tramtib, hanya untuk menyediakan segelas kopi untuk pelanggannya diatas tanah atau pinggir pagar rumah rumah mewah yg semestiny menjadi milikny
laki2 kuat itu kini tak ada di dekatku. ia pergi jauh bersama kekasih setiany. lalaki itu adalah sumber inspirasiku. dongengnya sebelum tdur tercatat kuat dlm memoriku tentang cinta pada saudara atau ttg wanita yg didamba...

Masih ada energy yang tersisa bahkan bisa menjadi lebih besar. Hanya dibutuhkan kesabaran unuk memlihkannya kembali. Masih ada hari depan yang menanti. Masih ada keinginan yang kuat, Tak pernah akan berhenti dan tak akan mati sebab keinginan itu akan selalu abadi. Ia adalah jiwa zaman yang membuka mata kita. Ia adalah cahaya yang menerangi gelap perjalanan kita.. Jangan pernah berhenti sobat...

Ayah...
Sesaat lagi aku ingin menjemputmu. Sesaat lagi aku akan menemuimu. Wajah yang selalu berusaha tenang dan tak ingin terlihat lelah. Beberapa saat lalu di perjalanan yang panjang kita, fisikmu tak bisa membohongiku. Warna putih di kepala nyata-nyata tak bisa menutup semua ceritakita. Pemberhentian beberapa kali di sepanjang jalan memastikanku bahwa saatnya engkau banyak Istirahat.
Ayo Jalan.. itu katamu padahal fisikmu berkata tidak.
Sesaat lagi aku akan menemuimu. Mudah-mudahan engakau akan bahagia. dan memang itulah dirimu yang selalu terlihat bahagia..
Aku akan menjemputmu..

Buat anakku yang dirundung cinta,, tiap hari engkau pasti akan selalu memikirkansosok yang kau cinta. Setiap saat engkau pasti akan mengingatinya. Engkau selalu ingin melihat status terakhirnya. bila perlu engkau akan mengomentarinya.
Buat anakku yang dirundung cinta,, tiap saat tergambarr wajahnya.
Cobalah terus bicara dengannya, jangan ragu pada cinta sebab adanya bisa dibaca...

tidak mudah menempuhi jalan para pecinta sejati. apakah engkau masih bisa jalani saat pemberhentian duniawi lbh kau cintai

kita atau aq... yg br sadar? rasanya br kmren minta disuapin mama, atau digendong bapak sepulang sembahyang di masjid. atau main layang bareng temen2 di sawah kering dekat pemakaman,, rasany baru kemarin

MAAFKU

Beberapa hari ini aku tidak menemui-Mu
Padahal ada cerita Indah yang hendak kau tuturkan
Kisah Lama yang belum Tuntas

Runtut Sekali Engkau Menjelaskan
Kutahu engkau Ingin menyakinkan-ku
Karena Engkau Punya Harapan Padaku

Aku masih mau mendengarnya
Meski Bukan Saat Ini
AKu sedang menuruni lembah Timur
Tempat yang pernah memberiku Ketenangan

Sebentar aku datang
dan Mendengar Ceritamu....

SENYUM KAWAN LAMA

Jendela Kecil ini yang mempertemukan kita
Jendela Kecil ini yang menyambungkan kisah kita
Lama aku tak melihatmu, kini kembali kita bersua

Senyum Kawan Lama
Setiap saat menyapa
Keinginan kita sama ingin berjumpa

Mendedah cerita lama
Atau membuat Cerita baru yang penuh warna

Senyumu tidak berbeda
Senyum yang membuatku percaya
Senyum yang menghilangkan lara

Senyum Kawan Lama..

TAK ADA YANG SIA-SIA

Hari ingin kupastikan bahwa apa yang kita lakukan semestinya tak ada yang sia-sia. Banyak catatan yang menyusun hidup kita. Itu semua semestinya semakin menjadikan kita dewasa.. Pastikan tak ada yang sia-sia... Saat kita mampu memastikan, semestinya kita telah menjadi bahagia... Sebab semua telah menjadi bermakna..



Seringkali kita harus sabar untuk sebuah kebahagiaan yang rasanya sangat dekat. Petuah filosof tentang "tiadanya kesedihan" sering tak mampu menenangkan kegelisahan kita, sebab dunia realitas lebih kuat menjerat pikiran dan perasaan kita.. Itulah manusia...

NEGERIKU DI KALA MALAM. Rasany siang akhir2 ini kurang bersahabat, wajar petani pinggir jakarta memilih membajak sawah d kala malam. atau pekerja yg pulang malam menyukai scangkir kopi di pinggir jalan di atas tanah lapang.. tayangan tv tak lbh m


Hawa panas dari selatan tadi sore tak mungkin bisa memaksaku meninggalkan tempat ini. Aku justru sedang mengenalinya, mendekatinya, dan memintanya menjadi sahabat setia. Itu yang selalu kulakukan. Meski mimpi kita lebih indah dari kenyataan, bukankah kenyataan itu yang sebenarnya...

semestinya sebuah tulisan/karya intelektual mesti dihargai lebih, banyak kasus di negeri ini betapa karya intelektual kurang dihargai.. untuk tidak mengatakan disingkirkan atau bahkan dimatikan... bravo karya kreatif Indonesia...

NSPIRASI SEJARAH

Tidak berlebihan jika peristiwa masa lalu banyak memberi kekuatan pada kita. menggerakan dan memicu kita untuk berbuat dan bertindak. Hukum sejarah berjalan pada prinsipyang sama. Jiwa sejarah sama. itulah yang menjadikan kita mampu menyimpulkan bahwa gerak peristiwa dapat dibaca.

Sejarah tidak harus berbicara tentang kejadian besar yang diidentikan dengan peristiwa politik berikut orangbesar yang terlibat di dalamnya. Sejarah juga mengandung arti semua kejadian yang telah terjadi pada masa yang telah lampau. Meski ada sejarawan yang lebih menyukai sejarah sebagai kejadian Politik.

Bilamana perlu sejarah bicara tentang Jiwa atau Ruh. Reaitas ini yang sering ditolak karena kuatnya pandangan materialisme tidak mentolerir gagasan immaterial , metafisika dan sejenisnya.

Dengan proposisi tersebut sya ingin mengatakan betapa status anda di FB beberapa saat lalu adalah sejarah, dan itu bisa menjadi Inspirasi buat kita yang membacanya. Selalu ada hal menarik yang bisa kita gali dari apa saja yang terjadi terucap dari kawan-kawan kita. Itulah sejarah

Peristiwa yang menggerakan kita. cerita masa lalu yang menggerakan kita. kata-kata yang menggugah kita. itulah Inspirasi Sejarah....

Dimana wajah-Mu yang biasa menghiasi hari-hariku. Dimana hadirmu yang biasa melihatku. Dimana tawa-Mu yang biasa mengembang di ruang-ruang jiwaku...

Aku pernah bilang untuk tidak berucap janji. Aku juga telah berusaha untuk tidak mengucapkan kata yang akan menjadi janji itu. Aku memang sedang sangat membenci kata yang satu ini. Mengucapkannya telah membuatmu bahagia. Mewujudkannya seharusnya tak membuatku tersiksa. Maafkan. Aku hanya ingin membuatmu Bahagia. Seuntai harapan menjadikanku mengucapkannyai. Dan kau sudah sangat tahu aku akan sulit menepatinya. Tapi aku bisa...

Cari Blog Ini