Jumat, 06 Juli 2012

SKETSA PERADABAN DAN KEADABAN KITA

SKETSA PERADABAN DAN KEADABAN KITA
Oleh: Arif Budiman




Sejauh ini langkah dan keinginan kita akan terbentuknya sebuah peradaban dan keadaban yang kuat menemukan banyak kendala. Mimpi dan kenangan kita saat masih kecil terngiang sangat jelas tentang sebuah lagu berjudul yu pro konco do dolanan neng njobo. menyisakan sketsa hidup yang membayangi kehidupan kita. jepretan-jepretan masa alau adalah kenangan, pada saatnya ia akan menjadi keinginan. Atau lantunan ayat a ba ta tsa oleh bocah kecil yang dilafalkan beramai-ramai selepas maghrib, melempar kenangan kita pada sebuah renungan paling dalam tentang pondasi keadaban.
Contoh diatas hanyalah sebuah kenangan masa lalu sebagaimana lagu lama yang kita dendangkan untuk menghilangkan kerinduan sesaat karena penatnya kota jakarta yang tak mampu memberi rasa nyaman buat kondisi Jiwa kita. Pentas politik dan fenomena sosial, perebutan pengaruh dan kekuasaan mewarnai hubungan sosial masyarakat, sebatas hubungan karena ada kepentingan. sesudahnya kohesi sosial yang ada hanyalah kamuflase hanyalah etalase danpajangan semata. hanyalah mimpi di siang bolong.
Saat masyarakat dnegan tipikal keislman tampil dan menjadi pondasikeadaban, banyak yang menilai benarkah ia akan jadi pondasi keadaban sebab ada beberapa catatan gagal didialogkan. saat itu kelompok Islam sedikit mengurungkan langkahnya dan lebih bangyak menyumbang proyek pembangunan ahlak yang kian lama belum juga membaik. Perebutan klaim bahwa budaya awal adalah Budaya Hindu Buda kemudian menjadi dasar bahwa Indonesia sebagai sebuah entitas kebnagsaan bukan smeta pada Islam.
Hal yang sama atau sebaliknya jika kebudayaan dilimpahkan pada nilai Hindu dan Budhis dalam kehidupan Indonesai sebagai entitas keangsaan, sebagain dari Warga Indonesai pun tak bisa menerima sebab ada alasan idiologis yang menghambatnya.
Saat HIndu dan BUdha mau berdamai dan memilih ritualisme agaam sebagai basis mereka, pada saat itu aktifitas keagamaan baca Islam ramai-ramai mendududki wilayah politik sebagai alat ampuh membangun masyarakat yang Islami walau tantangan menuju kesana tidak kecil. Tafsir keagamaan dan tafir teks terhadap sebuah persoalan acap kali menghentikan langkah kemanuan dan progress yang sedang dibuat. Dahulu ada NU-Muhammadiyah. hari ini ada Syiah dan Sunni, umumnya mengerucut pada persoalan sensitif pada masing-mai\sing aliran kalu ia berupa sebuah aliran. Syiah sering dipersalahkan karena Mutahnya padahal ada dasarnya. Sunni mempertahankan Poligamyny dengan dasar yang sama yaitu ada dasar ayat6nya.
Kalangan di luar Islam adalah kelompok yang seringkali tak tersentuh dalam sistem dan angunan keadaban kita. sebab seringkali ia ditempatkan face to face dengan apa yang kita sebut dengan nilai ISlam. Padahal belum tentu bisa jadi ia yang kristiani akan lebih Islam dibandingkan ia yang mengakui dirinya sebagai Sangat Islami dan lain sebagainya. Semisal bicara Bunda Theresa, siaaaaaaapa yang menolak Keislamannya, dalam arti betapa laku perbuatannya lebih Islami dibanding beberapa orang yang menyaurakan nama Islam tapi perilakunya telah mendzolimi Islam itu sendiri dan juga orang lain.
Sktesa Peradaban hanyalah sebuah refleksi idiologis, tentang kenegaraan dan keberagamaan kita. tentang sesuatu yang kita yakini akan mengantar kita pada kebahagiaan sejati. Pada sasaran itulah bangunan peradaban diarahkan. Sketsa peradaban adalah pertimbangan dan pemikiran paling realistis untuk mendialogkan perbedaan untuk bersatu dalam sebuah kekuatan yang sama dan melihat hidup sebagai tujuan yang sama.

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini