Senin, 17 Desember 2012

DI BAWAH POHON BINTARO SENDIRI

DI BAWAH POHON BINTARO SENDIRI
Oleh: Tirta Pawitra

Aku sadar perjalanan ini akan panjang. Bisa jadi lebih panjang dari cerita yang pernah kututurkan padamu tempo hari. Aku tak mau cerita tentangmu hanya berhenti sampai disini, hanya karena engkau telah mendengar semua yang tertulis dalam jIwa. Aku ingin membuat cerita dengan kata-kata yang lebih indah dari semua kata-kata da
lam cerita yang perna

h dirangkai para pujangga. AKu sedang menuliskannya. Aku sedang menulis-Mu. AKu sedang membuat sebuah tulisan untukmu. catatan tentang rasa yang sebenarnya sangat sulit didefinisikan.

Itu yang kini sedang terjadi padamu. Engkau kembali terlihat dalam duka…!!
Seperti ada badai besar yang tiba-tiba memporakporandakan perahu yang kau tumpaki. Tak sedikit harus berpikir panjang untuk mengartikan setiap gerakmu.. dan sepertinya inilah yang semestinya terjadi. hanya ada sebuah pekerjaan yang kini kulakukan. "Mengartikanmu".

Pohon Bintaro lebat daunnya, beberapa buahnya terlihat menyembul dibalik ranting dedaunan yang menjuntai kebawah. Masih hijau. sebagian terserak di bawah.

Aku sedang menunggumu. Mencatat semua yang kutahu tentangmu. menelaah kalimat-kalimat yang kaucipta di ruangmu. Ramadhan kemaren, teman datang dan mengajak bercerita tentang seorang wanita. Adalah hal biasa jika pembicaraan laki-laki tak jauh dari tema seputar wanita dan semua hal tentangnya. Atau tentang idealitas wanita yang diimpikan.

Kami berbicara tentang hal yang sangat kupikirkan. Sebab aku sedang sangat memikirkan tema ini. Tentang wanita dan apa yang semestinya terjaga dari seorang wanita. Tidak mudah sepertinya jadi wanita. Tapi itu realitasnya.

Saat kami bicara ada sepasang remaja yang berboncengan. Sang gadis yang masih remaja. Sepertinya masih SMP. Di belakang ia peluk erat laki-laki yang ada di depannya.

Kata seorang temen seperti gaya seorang guru sedang menunjukkan Slide di layar LCD tentng sebuah fenomena,, Mau kaya gitu....!!! kujawab ngga lah... Belum aku memberi komentar atas apa yang ditanyakannya, aku mendengar kalimat meluncur darinya. Laki baik-baik untuk wanita baik-baik.... Aku tersenyum kecil. Apa aku laki-laki baik-baik...? tanyaku padanya.

Setidak-tidaknya. Katanya...!!! yang seketika aku iyakan. Mungkin yang dia maksud aku laki-laki baik-baik. Jika benar,, apa betul aku laki-laki baik-baik itu. dan apakah aku akan mendapatkan wanita yang baik-baik juga sebagaiana keterangan kalimat diatas. Kalo tidak salah itu bunyi haditsi...!

Aku sendiri menunggumu. Memikirkan-Mu. Memastikan siapa dirimu, ingin mengenalmu. Ingin mengetahuimu. Mengerti-Mu. Membacamu dan memahami dirimu yang sesungguhnya. Itu yang pertama bisa kulakukan. Berbicara denganmu, walau tak ada dirimu di dekatku. Itulah bentuk hubungan yang kau mau. Itulah juga yang kusuka darimu...!!!

Sebagaimana narasi Indahmu tentang cinta tanpa pacaran..!!!

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini