Sabtu, 29 Desember 2012

ANGSA PUTIHKU

ANGSA PUTIHKU
Oleh: Tirta Pawitra

Di pinggir sungai jernih, kala senja telah memastikan datangnya kegelapan yang kian nyata. Yang kutunggu belum tiba, sepasang angsa yang sedari pagi diumbar sepanjang sungai. Sepasang angsa yang sangat kusuka, aku sedang sangat menyukainya. Mereka seperti remaja yang belajar mengenali dirinya dan apa-apa yang berubah di dirinya saat amak-anak menuju dewasa. Seperti remaja yang sedang mencari jati diri. Apa karena itu mereka belum pulang hingga hari telah mendekati gelap...

Beberapa kali telusuri tepi sungai yang sepi. hanya berarapa terlihat orang dengan aktifitas rutinya, mandi di "Melik" (lubang air yang digali di koral-oral sungai". dari situ air sungai tentu lebih jernih dibanding aliran yang besar disampingnya. Saat itu sungaiku sangat asri. Tanpa melik pun, mandi akan terasa menyegarkan. Tidak sebagaimana sungaiku hari ini. sangat kotor dan berbusa.

 

Lama menungguinya, tak jua kulihat tanda-tanda kepulangannya. Angsaku belum pulang...!! Semburat cahaya merah saga di ujung barat kian tak terlihat. saat yang sama sebagaian orang telah selesai dengan aktifitas rutin mereka dan menuju pulang. Bersiap pergi ke masjid atau sang ibu yang menyiapkan makan malam untuk keluarganya. Dari sebelah atas Mama mema memangil.. Zul...!! Pulang sudah Maghrib...!! Iya Bentar, Angsanya belum pulang...!

Kalo hilang yang sudah, tidak usah ditungguin. Ayo pulang....!!!
Iya Ma....!!



Saat azan maghrib berkumandang, sayup terengar suara mengerak dari arah belakang, Suara yang sudah sangat kukenali. Angsa Putihku..!!! Bergegas aku menuju ke sungai yang tepat ada di belakang rumah ini. Benar saja Angsa Putihku telah kembali....!!!! Mendadak aku kegirangan tapi ...!!! Raut bahagia berubah raut tanya. Tapi....! Mengapa ia sendiri. Dimana pasangannya. Biasanya mereka selalu bersama..!! Buru buru aku menggiringnya agar masuk ke kandangnya...!!




Koq cuma satu...!!?? Kata Mama. Jangan-jangan ada yang maling...!!! Spekulasi Mama seperti itu.
Iseng-iseng aku bertanya pada angsa yang kini telah ada di kandangnya.. Dimana temanmu- Dimana pasanganmu....!! Sambil mengerak keras ia mengibaskan sayap putihnya...!!

Seolah sedang mengabarkan nasib kawannya. tapi aku tak mampu mengartikan erakan dan gerak gelisahnya....!!

 Tadi sore, aku sudah mengambil keputusan unuk menerima hilangnya angsa itu. Alhamdulillah, ternyata tidak. Satu angsaku telah kembali. Yang satu lagi entah dimana...? Apa yang satu telah memilih pemilik atau tuan yang baru yang lebih bisa mensejahterakannya. Atau ia tersesat sebab minggu-minggu ini, kepakan sayapnya sudah mulai menguat. kemampuan terbangnya pun mampu menjangkau jarak yang cukup jauh hingga kiloan meter.

Jika tidak malam ini, kuharap esok hari angsaku kembali dan menemui teman sejatinya, teman sejak pertama. Sejak kecil sejak bapak membelikannya untukku..!!


 
Seharian aku menunggu. sedari pagi aku mencari. bahkan hingga tikungan sungai, yang kian hari makin memakan dinding sungai bahkan makin mendekati rumah Mbok Inah, dekat Masjid. Disana dan sejauh mata memandang tak kulihat ANgsa Putih yang satu lagi. Berari dua hari ini ia belum kembali. Pasangannya sengaja tak dikeluarkan dari kandang, selama itu pula beberapa kali ia mengerak ingin keluar.....!!!

Apa betul ada sesuatu yang ingin ditunjukkannya. Apa betul ia akan memberi tahu kawannya...!! Kata Mama biarkan di kandang, nnti malah ilang dua-duanya. Pesennya.

Dzuhur berlalu, ia belum juga datang. Gelisahku makin tak karuan. Ada apa gerangan. Benarkah ia telah dimaling orang, sebagaimana spekulasi Mama tempo hari. Atau ia sedang terluka, dan tak bisa pulang. itu yang sedang kupikirkan. Belum tahu jika spekulasi terakhir mendekati kebenaran..

Tak lama setelah itu kupikirkan, suara mengerak terdengar tak terlalu kuanggap sebagai erakan angsa yang pertama sebab erakan itu bersautan dengan angsa yang ada dalam kandang. Haahhh...! itu dia pulang...! segera langkahku bergegas kesana, pinggir sungai, saat aku kembali terkejut sebab ada sesuat yang berbeda. Sendirian angsa itu ia, tapi kini yang kulihat kakinya terluka. ia berjalan dengan menarik kakinya dan berjinjit seperti anak kecil sedang bermain Sulamanda.

Bergegas pula aku menyambanginya, mengangkat tubuhnya dan membawanya ke kandang....! Saat kedua angsa bertemu, suara erakan keras tak terelakan. Seperti sebuah pertemuan besar yang menjadikannya sangat bahagia. Kusodorkan makanan sebab oa tentu sangat lapar apalgi dengan kondisinya yang terluka itu...!!

Sesaat kutarik dan kulihat bagian kakinya yang terlihat memar. tak ada luka atau berdarah tapi memar hitam dan bengkak cukup menunjukan ada benda keras yang mengenai persendiannya...!!

Masya Allah.. Tega sekali orang yang telah melukainya...

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini