GADIS YANG TAK PUNYA CERITA
Oleh: Tirta Pawitra
Semilir angin bukit Parakan seolah kini sedang menerpa. Wajah polos dibalut kerudung itu memanggilku aa. Ia datang mendekat dan memberiku kabar bahagia tentang jalan menuju cita-cita.. Ternyata masih cukup lama tapi tak membuat semua yang ditempuhi menjadi sia-sia. Hijau daun teh tak mungkin membosankan mata, sejuk air danau tak mungkin membuatku dahaga, sebab semua jalan yang kutempuhi, telah membuat jiwa ini lebih merdeka...
Aku tak tahu kenapa aku lebih suka memilih berhenti sesaat dan tidak melanjutkan perjalanan ini. Mungkinkah aku telah menjadi bosan dan menselonjorkan kaki ini di tempat-tempat pembanringan sambil menikmati sajian tape grengan teteh yang sangat kusuka. Ia pemilik warung sebelah Gadis berkerudung putih yang baru saja kuajak bicara.
Gimana atuh, moal pilih-pilih atuh, lamon ie mah di jamin. Kata sederhana dari lubuk hati yang sangat sederhana memaknai sebuah perjalanan panjang ini, seolah harus kuakhiri dengan penghentian semua keinginan. Jika kecantikan yang kuinginkan, memang tak perlu bersusah payah. tak perlu gelisah yang selama ini dirasa.
Teh, saya mah cuman seneng jalan-jalan ke tempat ini. Liat Parakan Salak. Danau kecil tapi memberi ketenangan dan keheningan bagii para pengabdi keheningan Jiwa.
Sementara Engkau menatapku penuh harap. Seolah aku pangeran yang dinanti-nantikan. Suara lembutnya menghadirkanku pada lantunan tembang-tembang sederhana yang mengalun dan menglus hijau dadaunan pohon teh yang ramai berbaris di bukit-bukit parakan.
Aku memang sedang sangat ingin tetap ada di tempat ini. Bersilaturahmi dengan kawan lama yang telah mempertemukanku dengannya. Wanita yang sejak aku mengenalnya tak banyak bercerita. Ia hanya tersenyum layaknya gadis Sunda.
Haruskan aku benar-benar berhenti dan menghentikan kisah perjalnan ini. Menghapus kisah lama. membuat cerita baru, demi seorang wanita yang tak punya cerita.
Walau kadang aku memimpikannya. Gadis yang tak punya cerita, akan banyak membuat jiwa ini bahagia. Gadis yang tak punya cerita.
AKu sedang ada di rumahnya, menginap di rumahnya yang sangat sederhana. Setiap pagi kudapati teh segar, yang kutahu teh segar karena ahsil dari kebun sendiri yang ada di belakang sana. tENTU SANGAT asli tanpa zat pewarna atau rasa yang dibuat-buat. Ini teh asli buatannya.
Gadis ini memang tak banyak bercerita, tapi aku ingin membuat cerita untuknya. aku mau menuliskan kisah tentang dirinya yang memang tak dan belum pernah punya cerita...
(Tirta Pawitra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar