BANGGA DENGAN DIRI SENDIRI
oLEH: aRIF bUDIMAN
Rasanya miris saat anak kita demikian membanggakan
budaya luar. sebut saja KOrea yang saat ini sedang booming. Walau kita juga
tidak akan pernah bisa dan bukan hak kita untuk mereka akan menyukai siapa atau
bangga dengan budaya mana. Saya masih ingat ada seorang kawan, yang jadi mau
memakan dedak (kulit padi yang halus) hanya gara-gara ada seorang artis yang
menggunakannya untuk kesehatan. Sang artis
konon kabarnya meniru cara ini dari seorang artis yang ada di Amerika. Itu
artinya kita belum bisa dan belum mampu untuk bangga dengan kekayaan atau
khasanah budaya sendiri. Rasanya seeeemua yang dilakukakan harus ada pedoman
dari artis yang kita sebut sebagai trend setter atau apalah istilahnya.
Tapi saya masih merasa bangga sebab saat Malaysia
ramai-ramai menyenandungkan lagu Rasa Sayange, ramai-ramai kita menggugat dan
kaya orang kebakaran jenggot. Setidaknya masih ada rasa memiliki. Walau
sebenarnya rasa ini sudah sangat terlambat. Jadi lucunya kita adalah saat
kekayaan budaya kita dimiliki orang lain, diapresiasi bansa lain (baca di klaim
sebagaoi milik mereka) baru kita meributkannya.
Beberapa kali saya bilang di kelas, cobalah bangga
dengan Marawis, walau yang ini juga ada unsur dari luar (arab). Cobalah bangga
dengan Wayang atau cobalah bangga dengan Sambel Trasi atau nasi Uduk. dan ngga
perlu merasa gensi dengan memaksakan diri mengajak orang tercinta ke Mac D atau
Ke Hoka-Hoka Bento karena makanan yang orang tua kita masak dan khas kita jauh
lebih enak dibanding semua masakan dari luar itu.
Seorang Atlet Paramotor saat sesi latihan pernah
mengatakan, saat pergi ke Belgia, makanan yang selalu dia bawa adalah MIe
Goreng dan beberapa liter beras. Dari pada makan makanan Pizza atau sejenis
lainnya, lebih enak Mie Goreng Rasa Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar