IRONI KEBANGSAAN
Oleh: Arif Budiman[1]
Nasib
bangsa ini sungguh sangat memprihatinkan. Melihat dan mencermati kondisi bangsa
ini, memunculkan rasa ironi yang mendalam. Fakta-fakta memalukan tak juga
berlalu dari pentas negeri ini oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Perusahaan asing yang menduduki kekayaan alam negeri ini. Orang negeri sendiri
yang hanay memikirkanperutnay sendiri. Lihatlah Papua dengan PT Freeportnya
adalah drama "pemerkosaan" yang dibiarkan dan parahnya ada yang
menikmati drama pemerkosaan itu. Tengok juga bagaimana kekayaaan alam di negeri
ini dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing. Chevron di Sukabumi, . sementara
penghuni atau penduduk asli Sukabumi masih hidup dengan kesederhanaan dan
pendidikan yang tertinggal.
Masih hangat dalam memori kita bagaimana
berita tentang nasib TKI Indonesia memenuhi ruang pemberitaan di layar televisi
dan media lain. Dengan berbagai macam nasib yang menimpa. Terakhir, terbunuhnya
tiga warga Indonesia oleh aparat kepolisian Malaysia, menambah panjang
"luka keterhinaan" kita sebagai sebuah bangsa. Meski kasus
teakhir masih dalam proses penyelidikan. Di Arab puluhan TKI pernah terlantar
di pinggir-pinggir jalan kota di Arab. Ini menunjukkan suatau fakta yang sangat
memprihatinkan. sekaligus memalukan Negeri yang oleh Koes Ploes digambarkan
sebagai tanah surga yaitu negeri yang subur hingga tongkat kayu dan
batu jadi tanaman, tapi rakyatnya mati kelaparan di negeri sendiri hingga harus
"mengemis"di negara lain.
Pemerintah tidak mampu menyelesaikan
dnegan tegas masalah ini. Pemerintah sangat lamban merespon keprihatinan
ini. Atau sebenarnya memang pemerintah tidak pernah merasa prihatin
dengan kondisi ini. Pemerintah tak punya wibawa, mengalah dan tak punya
nyali (untuk tidak mengatakan tak punya harga diri.) Mempermalukan diri
sendiri di pergaulan internasional. Diplomasi Sipadan dan Ligitan adalah gambar
bahwa diplomasi kita tak memiliki kekuatan alih-alih bdisegani bangsa lain.
Munculnya kerinduan pada pemimpin yang kuat
dan berwibawa adalah wajar sebab rakyat sudah lama mengharap kehadirann
pemimpin yang berwibawa, tegas dan berpihak pada rakyat. Membanggakan.
Dan juga mengagumkan dan memmiliki karakter kebangsan yang kuat. Lihat
bagaimana Soekarno sangat berwibawa di tengah pemimpin negara-negara lain.
Segudang prestasi internasional adalah hal yang lumrah. Soekarno pernah
memimpin forum besar dunia semisal KAA dan GNB. Pidatonya yang berapi-api
adalah inspirasi betapa ada visi kuat dalam cra berpikirnya.
Liberalisasi Migas itu sepenuhnya adalah
perintah asing yang dipaksakan IMF melalui Letter
Of Intent (LoI). Di dalam Memorandum of Economic and Finance Policies
(LoI IMF Jan 2000) disebutkan: “pada sektor Migas, pemerintah berkomitmen:
mengganti UU yang ada dengan kerangka yang lebih modern, melakukan
restrukturisasi dan reformasi di tubuh pertamina, menjamin bahwa kebijakan
fiskal dan berbagai regulasi untuk eksplorasi dan produksi tetap kompetitif
secara internasional, membiarkan harga domestik mencerminkan harga internasional.
Liberalisasi ini menjadi syarat pemberian utang oleh Bank Dunia. Dokumen
Indonesia Country Asistance Strategy (World Bank, 2001)
Dalam kasus Freeport, jika kontrak karya
berlansung sampai tahun 2040, maka apa yang akan didapat oleh bangsa Indonesia.
Sampai tahun 2040, apakah masih ada yang tersisa dari ekkayaan alam yang ada di
Papua, masih adakah bongkahan-bongkahan Emas disana. Bisa jadi PT Freeport
terus meggali tanpa memperhatikan lingkungan dan unsur kemasyarakata
sebagaimana yang terjadi pada Suku Kamoro dan Amongme yang diabaikan hak-hak
adatnya. Tidak mereka gubris eksistensi budaya yang ada disana. Sebaliknya
kerusakan budaya. Masyarakatyang justru yterbuai dengan budaya buruk seperti
miras dan lain sebaginya.
Dalam kasus kreatifitas anak bangsa
Esemka, adalah bentuk kreatifitas dan kebangkitan anak bangsa untuk bangga
dengan produk sendiri. Tapi atas nama gagalnya uji Emisi menjadikankarya ini
masuk gudang tersimpang di garasi atau pabrikny adan tak tahu kapan iaakan
diterima pasar. Kata sang krator pesawat Bj Habibi iu semau permainan
pemain-pemain besar yang tak mau dirugikan dengan datannya atau hadirnya Mobil
Esemka.
Inilah kisah dan episode tak pernah
tuntas tentang Ironikebangsaan. Tentang Negeri kaya namun tak bisa menghidupi kehidupannya.
Negara bear dengan potensi yang luar biasa namun takluk dibawah ketiak bangsa
lain. Inilah kisah tentang ketak berdayaan dan kelemahan pemimpin negara yang
tak bisa berani pada bangsa lain. Inilah gambaran keterpurukan yang tak akan
beranjak pada perbaikan. Inilah gambar tentang kepengurusan PSSI yang dualistik
yang memevah belah bangsa sendiri yang akibatnya tak pernah mampu menajdi
pemenang dalam banyak ajang olah araga dan kompetisi baik lokal regional maupun
internasional.
Wallahu alam bishawab.[]
_____
*Arif Budiman, saat ini aktif
sebagai tenaga pengajar di MAN 21 Jakarta. Jl Tambun Rengas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar